DIKASIHI Untuk MENGASIHI

Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa- dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. (1 Yohanes 4:7-12)

Bacaan Alkitab
Ulangan 20-21

Apa sebenarnya tujuan Allah menyatakan kasih-Nya bagi kita? Apakah hanya untuk tujuan penebusan? Atau hanya untuk tujuan pendamaian, pengampunan, ataukah keselamatan? Surat Yohanes menegaskan: “bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita…jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” Jadi, Allah mengasihi kita agar kita juga mengasihi sesama. Ada beberapa alasan mendasar mengapa harus mengasihi: Pertama, karena Allah adalah kasih (ay.7). Kasih adalah sifat dan karakter Allah. Dia adalah sumber dari kasih yang sejati, bahkan Dia-lah kasih yang sejati. Kasih Allah adalah kasih tertinggi dan paling luhur. Maka kita harus mengasihi dengan kasih yang berasal atau bersumber dari Allah sendiri.
Kedua, sebab kasih merupakan tanda orang yang percaya dan mengenal Allah (ay. 8). Kita harus mengasihi sebab kasih merupakan indentitas atau sebagai tanda pengenal, bahwa kita adalah orang yang sudah percaya Kristus dan mengenal Allah. Sehingga melalui tindakan kasih yang kita lakukan, maka orang lain dapat melihat Tuhan yang hidup dalam setiap perbuatan kasih yang kita lakukan.
Ketiga, kita mengasihi karena Allah telah lebih dulu mengasihi kita (ay. 9- 11). Kasih Allah yang paling luhur dan agung dinyatakan dengan mengutus Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus yang mati di kayu salib. Kita tidak mungkin bisa mengasihi tanpa kasih Allah yang lebih dulu mengasihi kita. Seperti Kristus mengasihi kita, demikian jugalah kita harus mengasihi sesama. Kasih Kristus harus menjadi dasar dan motivasi kita mengasihi sesama.
Menariknya ayat 7 dimulai dengan seruan agar kita saling mengasihi, kemudian pasal ini ditutup dengan frasa: “Barang siapa mengasihi Allah, ia harus mengasihi saudaranya.” Sudahkah kita mengasihi sesama? (SP)
Refleksi: Bagaimana kita mengasihi dan memperlakukan sesama, adalah cerminan apakah kita benar-benar menghormati dan mengasihi Tuhan