KASIH-NYA Bagi Dunia: Kasih Yang MELEPASKAN Kita Dari MURKA ALLAH

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)
Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang- orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! (Roma 5:6, 8, 10)

Bacaan Alkitab
Ulangan 15

Yohan Candawasa mengemukakan pendapatnya demikian: jikalau kita hanya berhenti pada pemahaman “kematian Kristus sebagai petunjuk/bukti kasih Allah kepada manusia”, maka orang Kristen mempunyai Tuhan yang paling bodoh. Sebab, jika Yesus memberikan nyawa-Nya semata hanya demi membuktikan kasih Allah, maka kematian-Nya merupakan kematian yang tidak ada ada harganya sama sekali. Bayangkan betapa bodohnya seorang laki-laki yang berkata kepada kekasihnya: “Sebagai tanda cintaku, maka semuanya bahkan nyawaku kuberikan padamu.” Lalu ia naik ke atap sebuah gedung yang tinggi, lalu terjun dari atap gedung itu dan mati. Keesokan harinya muncul berita, “Demi cintanya, ada seorang pria bodoh, yang rela terjun dari atap gedung dan mati konyol.” Mengapa kematian Kristus itu begitu berharga, dan disebut sebagai wujud kasih yang terbesar dan teragung? Perhatikan yang ditulis oleh Yohanes, “karena begitu besar kasih Allah…Ia mengaruniakan Anak-Nya…supaya orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa.” Frasa “tidak binasa” menegaskan kepada kita: pertama, hukuman bagi manusia berdosa adalah kebinasaan. Paulus menyebut orang-orang berdosa adalah seteru/musuh Allah. Ia juga menegaskan, bahwa kesudahan musuh/seteru Allah adalah kebinasaan (Flp. 3:18-19). Perlu diketahui, bahwa murka Allah nyata atas segala kefasikan, kelaliman, kejahatan dan dosa manusia (Rm.1:18). Bahkan Yeremia menyebut murka Allah menyala-nyala dan tidak akan padam atas manusia berdosa, yang memberontak dan menyembah berhala (Yer 7:20). Kedua, frasa tidak binasa memberitakan pengharapan bagi orang berdosa, bahwa melalui kematian-Nya, kita yang lemah dan berdosa, kita yang adalah musuh Allah, telah dibenarkan, diperdamaikan, dibebaskan dari kebinasaan dan diselamatkan dari murka Allah (Rm. 5:10). (SP)
Refleksi: Ingatlah bahwa murka Allah menyala atas orang-orang berdosa, dan hukuman paling maksimal bagi orang berdosa ialah kebinasaan, tetapi untuk itulah Kristus harus mati bagi kita orang-orang berdosa.