KASIH-NYA Bagi Dunia: Kasih Yang MEMBERI Segalanya

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32)

Bacaan Alkitab
Ulangan 13-14

Seorang penulis bernama Yohan Candawasa memberikan ilustrasi menarik tentang kasih yang memberi segalanya. Suatu kali ada seorang wanita yang bertanya pada kekasihnya: apa engkau sungguh mengasihiku? Kekasihnya menjawab: “iya, aku sungguh mengasihimu.” Lalu wanita itu bertanya lagi: “apa buktinya bahwa engkau sungguh- sungguh mengasihiku?” Laki-laki itu menjawab: “aku telah memberikan semua uangku”. Kemudian wanita itu berkata: “apakah hanya itu saja yang kamu miliki untuk menyatakan cintamu? Oh..ya, masih ada yang belum kuberikan, yaitu: mobil, rumah, dan beberapa tanah yang kumiliki, jawab laki-laki itu. Jika semua itu sudah diberikan, apakah berarti laki-laki itu sudah memberikan segala-galanya? Menurut saya belum! Jadi, kapan laki-laki itu bisa mengatakan: “semua sudah kuberikan kepadamu?” Yaitu ketika nyawanya sudah diberikan, sehingga tidak ada lagi yang tersisa untuk diberikan.
Mungkin ilustrasi tersebut tidak/belum bisa menggambarkan kasih Allah dengan sempurna, namun demikian setidaknya memberi gambaran, bahwa jika seseorang sungguh-sungguh mengasihi, maka akan totalitas menunjukkan kasihnya. Mengapa kasih Allah harus dibuktikan dengan memberikan Anak-Nya dan melalui kematian Anak-Nya? Karena kematian Anak-Nya menunjukkan totalitas kasih Allah, hingga rela memberikan segala-galanya. Yohan Candawasa menuliskan: “Itulah sebabnya ketika Alah membuktikan kasih-Nya kepada kita di dalam kematian Kristus, Allah telah membuktikan kasih-Nya secara habis-habisan.” Injil Yohanes melukiskan dengan kalimat “karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini”, menegaskan tidak ada kasih yang lebih besar dari kasih Allah bagi kita. Demikian juga yang mendasari Paulus menulis dalam surat Roma: “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua.” Jadi jelas, bahwa kasih-Nya adalah kasih yang rela memberikan segala-galanya bagi kita orang-orang BERDOSA. (SP)
Refleksi: Jika karena kasih-Nya yang besar, Ia tidak menyayangkan Anak- Nya bagi kita, sebagai bukti kasih kita, apa yang kita berikan bagi Dia?