IBADAH BUKAN SEKEDAR MENEMPELKAN NAMA YESUS
²¹Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. ²²Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? ²³Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian
pembuat kejahatan!” (Matius 7)
¹³Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: “Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.” ¹⁴Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. ¹⁵Tetapi roh jahat itu menjawab: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?” (Kisah Para Rasul 19)
Bacaan Alkitab
Imamat 7-8
Sekali waktu saya diajak untuk mengikuti sebuah persekutuan doa. Sebagai seorang anak muda yang bertumbuh di gereja konservatif maka saya merasa asing dengan cara mengungkapkan sebuah permohonan melalui doa. Pengulangan kata² tertentu & kalimat² tertentu sering terjadi. Tak jarang kata Yesus muncul ber-kali² dan ber-tubi² – seperti: “Yesus, Yesus, Yesus, Yesus . . . . .
Dst.” Respon saya, mungkin kemampuan doa saya belum di level itu.
Kita menerima & mengakui bahwa nama Yesus adalah nama yang berkuasa. Dengan jelas, Lukas paparkan di Kisah Para Rasul bahwa di bawah kolong langit tidak ada nama lain yang membuat kita diselamatkan (KPR 4:12). Namun permasalahannya, ketika nama Yesus di-sebut² menjadi identik bahwa sebuah ibadah/ penyembahan kepada DIA sudah terjadi.
Dua bacaan di atas mengingatkan kita pada sebuah permasalahan serius yang bisa dan akan kita hadapi. Melakukan sesuatu demi nama Tuhan, atas nama Tuhan, untuk nama Tuhan dan bahkan menyebut nama Tuhan ber-kali² tidak dapat diidentikkan dengan melakukan kehendak Tuhan. Dan bukan/ tidak menjadi jaminan mereka untuk menjadi warga kerajaan Sorga. Bagaimana mungkin? Ya jelas, karena Tuhan sendiri tidak mengenal mereka. Bahkan yang lebih tragis, tatkala hanya mencatut nama Yesus ada yang merasa bahwa ia memiliki kuasa – kuasa mengalahkan kuasa² lain – namun hasilnya justru dipermalukan oleh roh jahat.
Nama Yesus bukanlah sebuah jampi² yang dapat mengidentikkan dengan kehadiran kuasa Allah. Penyebutan nama Yesus juga bukan merupakan sebuah jaminan bahwa pelayanan & ibadah yang benar sudah dan sedang terjadi. Bahkan penyebutan nama Yesus ber-kali² tidak menjadi ciri khas dari sebuah ibadah yang inspiratif. Sebuah kata kunci yang perlu diperhatikan: Mengenal, Dikenal Allah & melakukan kehendak-Nya.
DOA:
TUHAN, terkadang kami lebih disibukkan mempersiapkan ibadah yang atraktif sehingga kami memikirkan segala sesuatu yang membuat ibadah yang wow – menakjubkan, khususnya di hadapan manusia/ jemaat. Justru kami melupakan hal yang penting, sebuah ibadah yang memperkenankan-Mu, menyenangkan hati-Mu, yang berisi sebuah kerinduan & kehausan untuk mengalami perjumpaan dengan- Mu. Ampuni kami. (JP)