BERKAT-NYA SELALU BARU
Meskipun begitu harapanku bangkit kembali, ketika aku mengingat hal ini: Kasih Tuhan kekal abadi, rahmat-Nya tak pernah habis, selalu baru setiap pagi sungguh, Tuhan setia sekali! Tuhan adalah hartaku satu-satunya. Karena itu, aku berharap kepada-Nya.
Ratapan 3:21-24 BIMK
Bacaan Alkitab
Ratapan 3:21-24
Bangsa Israel mendiami tanah perjanjian sesuai dengan janji Allah kepada Abraham dan keturunannya. Yerusalem menjadi menjadi ibu kota yang penting bagi Israel. Akan tetapi pada tahun 587SM Yerusalem jatuh di tangan Babel. Semuanya dihancurkan dan musnah, tinggal puing-puing reruntuhan. Sementara banyak penduduknya dibawa ke Babel. Jatuhnya Yerusalem kedalam pembuangan merupakan bencana yang paling dasyat, dan menimbulkan trauma yang mendalam dalam sejarah bangsa Israel.
Kesedihan dan dukacita yang mendalam itu digambarkan dengan begitu jelas dalam kitab Ratapan. Pasal 1 menceritakan penderitaan dan rasa malu bangsa Israel yang disebut putri Sion. Seorang janda yang ditinggal mati kekasihnya, hatinya hancur dan tidak ada yang bisa menghiburnya. Menegaskan kehancuran Yerusalem telah menimbulkan trauma psikologis yang mendalam bagi Israel. Pasal 2 bercerita tentang kejatuhan Yerusalem karena murka Allah akan dosa Israel. Mereka menabur abu di atas kepala, menangis dengan hati yang remuk karena kehancuran Yerusalem. Pasal 3 menggambarkan air mata yang bercucuran tanpa henti karena penderitaan. Pasal 4 kehancuran itu membuat bangsa Israel harus mengemis untuk mendapat makanan, memakan apa saja yang ditemui di atas tanah, mereka kelaparan, kotor dan tidak bisa dikenali.
Seandainya saya dan Anda mengalami penderitaan yang begitu dasyat seperti bangsa Israel, apakah yang akan saya dan Anda katakan? Ratapan, kutukan, kalimat kekecewaan atau kemarahan pada Tuhan? Lalu apa respon saya dan Anda? Apakah saya dan Anda masih mampu melihat kebaikan Tuhan? Bayangkan seandainya saya atau Anda menjadi Yeremia, yang dipanggil untuk melayani didalam situasi kehancuran, dukacita yang mendalam, bercucuran air mata, menangis dengan remuk hati dan tanpa harapan. Menarik jika melihat respon dan perkataan Yeremia, harapannya tidak mati, melainkan bangkit kembali. Mengapa bisa demikian? Sebab ia selalu mengingat kasih Allah yang kekal, rahmat dan berkat-Nya yang tidak pernah habis, bahkan selalu baru tiap pagi. Demikianlah kesetiaan Tuhan.
Refleksi: Jika keadaan hidup yang saya dan Anda alami sedang tidak baikbaik saja, bahkan seperti berada di lembah kekelaman yang terdalam, mari tetap mengingat kasih, berkat dan rahmat Tuhan yang selalu baru tiap pagi. -Sp