KASIH ALLAH ATAS KELUARGA

Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin. (Efesus 3:20-21)

Bacaan Alkitab
Yesaya 49-53

Tema kita di minggu ini adalah tentang keluarga sebagai ‘agen kasih Allah’. Dalam KBBI, salah satu definisi dari istilah ‘agen’ adalah ‘orang atau perusahaan perantara yang mengusahakan penjualan bagi perusahaan lain atas nama pengusaha perwakilan’. Perhatikan kata ‘perantara’ dan ‘perwakilan’ yang ada dalam definisi tersebut. Seorang agen adalah seorang perantara yang mewakili orang lain, dan dalam konteks kita sebagai agen kasih Allah, maka keluarga kita berperan sebagai perantara yang mewakili Allah dalam memberikan kasih-Nya. Tentu saja kita tidak bisa berperan sebagai ‘perantara’ jika kita tidak memahami dan memiliki pengalaman tentang apa yang sedang kita ‘sampaikan’ dari pihak yang kita wakili itu; keluarga kita tidak bisa menjadi perantara kasih Allah jika kita tidak memiliki pemahaman dan pengalaman tentang kasih Allah dalam keluarga kita.
Sayangnya, banyak orang memiliki pemahaman yang sempit terkait ‘kasih Allah’. Kasih Allah cenderung hanya dimaknai dalam bentuk pertolongan, kesehatan, berkat, pemeliharaan, dan berbagai pengalaman menyenangkan lainnya. Tentu tidak salah, namun terlalu sempit. Ketika kita mengalami masa-masa sulit penuh pergumulan sebagai keluarga—ketika kita bergumul terus menerus dengan anak yang memberontak, cekcok antar suami-istri, relasi keluarga yang dingin dan renggang, dan berbagai kondisi sulit lainnya yang membuat kita hampir menyerah dan putus asa, apakah berarti tidak ada kasih Allah di dalamnya? Saya ingin mengajak kita kembali membaca ayat di atas, ‘Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita…’ Ya, bahkan di masa-masa sulit, Dia ada di dalam kita, kuasa-Nya bekerja lebih dari pada apa yang kita pikirkan! Atau kalau boleh saya tegaskan, justru Dia memakai masa-masa sulit untuk meng-ekspose hati kita dan membentuk kita! Tuhan bukan hanya ingin membentuk keluarga kita menjadi keluarga yang damai, sentosa, dan berkelimpahan, Dia lebih tertarik untuk membentuk hati kita—hati dari tiap-tiap anggota keluarga. Di saat kita mendidik anak kita, di saat yang sama Allah mendidik kita. Dan seperti seorang Bapa, Dia tidak pernah menyerah seberapa pun seringnya kita gagal. Jadi, ya, ada kasih Allah di mana-mana, di setiap musim hidup keluarga kita—entah musim yang menyenangkan atau pun musim penuh pergumulan. Sadari itu, temukan kasih-Nya, dan bersiaplah terpukau karenanya. (dan)