PANGGILAN UNTUK BERBAGI DAN MEMBERI: PEMBERIAN TERBAIK
Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
📖 Yohanes 15:13
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Bacaan Alkitab
2 Sam 13-15
Renungan
Dalam sebuah kesempatan tentang baksos yang banyak dilakukan oleh perorangan maupun instansi termasuk gereja, seorang jemaat berkata bahwa ia beberapa kali melihat barang-barang yang dibagikan di dalam baksos itu terkesan ala kadarnya. Apalagi kalo itu adalah pakaian atau barang bekas layak pakai.
Memang terkadang harus kita akui bahwa penyumbangan barang bekas layak pakai menjadi ajang pengosongan gudang. Mungkin selama ini kita tidak tahu ke mana kita harus membuang barang-barang tersebut sehingga ketika ada event baksos barang bekas layak pakai, ini menjadi kesempatan untuk mengosongkan isi gudang kita.
Kalau kita memperhatikan 2 ayat di atas maka kita mendapati perbedaan yang sangat mecolok antara Tuhan dan manusia di dalam hal memberi. Manusia terkadang memberikan ala kadarnya (walaupun tidak semua berpikiran seperti di atas) tetapi Tuhan senantiasa memberikan yang terbaik kepada orang-orang yang dikasihi-Nya.
Dalam Yohanes 3: 16 dituliskan bahwa Allah memberikan pemberian yang terbaik bagi manusia yaitu Anak tunggal-Nya. Yohanes 15: 13 menuliskan bahwa seorang sahabat memberikan nyawanya sebagai pemberian yang terbaik bagi sahabat-sahabatnya. Pemberian ini bukanlah pemberian ala kadarnya tetapi pemberian terbaik yang melibatkan pengorbanan besar dari sang pemberi. Sebagai seorang yang menyebut diri sebagai pengikut Kristus yang dipanggil untuk meneladani Kristus, bukankah keteladanan yang dipraktekkan oleh Allah ini seharusnya menjadi bagian yang seharusnya terjadi di dalam hidup kita? Tetapi yang seringkali terjadi adalah kita masih belum meneladani apa yang dikerjakan oleh Kristus. Kita masih sering hitung-hitungan, kita masih sering memikirkan kepentingan diri sendiri dan lain sebagainya. Tentunya hal ini pun mendukakan hati Tuhan tetapi kita bersyukur karena Ia Tuhan yang tetap sabar menantikan kita untuk mempraktekkannya di dalam hidup kita. Tuhan Yesus memberkati. -JHO