IMAJINASI DIRI DALAM FIRMAN: JIKA TANGAN-NYA MENOPANG, MENGAPA MASIH TAKUT?

Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak- teriak, sebab mereka semua melihat Dia dan mereka pun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.

(Markus 6:49-52)

Bacaan Alkitab
Yesaya 39-41
Amsal 23:25-28

Ada pertanyaan yang cukup krusial: ditengah jadwal pelayanan yang padat, kesibukan pekerjaan, urusan keluarga, dan berbagai kesibukan lainnya, masih adakah waktu yang Anda investasikan untuk menyendiri dan berdoa? Biasanya berbagai kesibukan pelayanan dan pekerjaan sering membuat banyak orang terlena, sehingga mengabaikan kehidupan doa dan relasinya dengan Tuhan. Tetapi tidak demikian dengan Yesus. Ia mengajarkan kepada saya dan Anda untuk tetap berdoa, meski hampir setiap hari sibuk dengan berbagai pelayanan. Doa sangat penting, sebab Yesus ingin selalu bersekutu dengan Bapa. Dengan berdoa, sesungguhnya juga merupakan persiapan diri untuk pekerjaan baru yang akan dilakukan-Nya. Sudahkah Anda memiliki waktu khusus untuk berdoa?

Setelah berdoa, Yesus memerhatikan dari jauh kondisi para murid yang diperintahkan menyeberang lebih dulu. Yesus melihat mereka sedang kepayahan mendayung perahu akibat angin sakal. Angin sakal adalah angin yang bertiup berlawanan dengan arah kapal. Meski perahu mereka terobang-ambing, tetapi nampaknya tidak seburuk yang dialami sebelumnya. Tiba-tiba mereka melihat ada sosok yang berjalan di atas air. Karena sangat ketakutan, para murid tidak mampu melihat dan berpikir dengan benar. Sambil berteriak-teriak ketakutan, mereka menyangka Yesus adalah hantu. Seandainya Anda adalah salah satu murid Yesus, apa yang Anda pikirkan? Bisa jadi Anda akan sama ketakutannya, sehingga tidak dapat melihat dan berpikir dengan akal sehat.

Tiba-tiba terdengar suara Yesus berkata: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Mendengar suara itu, Petrus minta agar diizinkan datang kepada Yesus. Petrus mulai berjalan di atas air, tetapi ketika angin makin kencang, ia menjadi takut dan mulai tenggelam. Maka Yesus pun segera menolongnya. Bukankah saya dan Anda seringkali seperti Petrus? Meski tangan-Nya memegang, saya dan Anda tetap takut dan tenggelam, sebab hanya melihat besarnya persoalan. Mengapa? Karena kedegilan dalam hati para murid. ‘Degil’ artinya ditutup dengan kulit yang tebal, sehingga tidak menyadari kehadiran Yesus. Kata ini juga menggambarkan sesuatu yang membuat hati menjadi tumpul, keras, tidak berperasaan, dan kehilangan daya pengertian. Ketika di tengah badai, menjadi tenang bukan perkara yang mudah. Saya dan Anda cenderung melihat besarnya badai, daripada melihat Yesus. Padahal Yesus selalu ada dan hadir memegang tangan saya dan Anda.

Refleksi:   apapun persoalan yang sedang Anda hadapi, ingatlah ada Yesus yang selalu mengulurkan tangan-Nya untuk memberi pertolongan tepat pada waktunya. -SP