IMAJINASI DIRI DALAM FIRMAN: JIKA TULI DAN BISU

Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada- Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas orang itu. Dan sesudah Yesus memisahkan dia dari orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas   dan   berkata    kepadanya: “Efata!”, artinya: Terbukalah! (Markus 7:32-34)

Bacaan Alkitab
Yesaya 42-43
Amsal 23:29-35

Pernahkah Anda berkomunikasi dengan orang yang tuli dan bisu? Jika Anda tidak memahami bahasa isyarat yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang tuli dan bisu, maka besar kemungkinan akan terjadi salah pengertian. Baik bagi Anda sendiri, maupun bagi orang yang tuli dan bisu. Suatu kali istri saya meminta saya untuk mengambil suatu barang, tetapi karena saya kurang jelas mendengar, maka barang yang saya ambil salah. Karena hal itu membuat kami saling menyalahkan dan dongkol satu sama lain.

Apa yang saya alami belum seberapa apabila dibandingkan dengan mereka yang memang tuli dan bisu. Dapatkan Anda membayangkan seandainya berada di posisi mereka. Seandainya saya dan Anda tidak bisa mendengar dan bisu. Kira-kira bagaimana perasaan saya dan Anda? Apa yang akan saya dan Anda lakukan? Bagaimana saya dan Anda berespon terhadap apa yang terjadi? Mungkin saya dan Anda akan merasa betapa sunyinya dunia ini, karena tidak terdengar suara apapun. Tidak ada ayam berkokok di pagi hari, tidak ada suara burung berkicau menyambut pagi, tidak ada suara angin berhembus, tidak ada suara air mengalir, benar-benar dunia terasa sepi dan tidak berarti.

Gambarkan tersebut, mungkin baru sebagian kecil perasaan dan pergumulan yang dialami oleh orang yang tuli dan bisu. Bisa jadi, pergumulan mereka lebih besar dan lebih berat dari yang saya gambarkan. Selain itu, orang yang tuli dan bisu seringkali tidak diperhitungkan, dikucilkan, dan diabaikan. Baik dalam keluarga, kehidupan bermasyarakat, dunia kerja, bahkan hampir dalam banyak hal. Akan tetapi tidak demikian dengan Yesus, Ia memedulikan dan memperhitungkan tanpa memandang siapa saya dan Anda. Apakah tuli atau tidak, apakah bisu atau tidak. Apakah berkedudukan atau orang biasa.

Apa buktinya Yesus memerhatikan dan memedulikan orang yang tuli dan bisu itu? Yesus sengaja pergi ke daerah Dekapolis. Selanjutnya, ketika dihadapan-Nya dibawa seorang yang tuli dan bisu, Yesus menjamah dan menyembuhkannya. Apa pelajaran penting kisah ini bagi saya dan Anda? Pertama, jangan pernah membeda-bedakan, karena Yesus tidak pernah membeda-bedakan. Kedua, jadilah sahabat yang peduli terhadap sesama, seperti Yesus memedulikan hidup saya dan Anda. Ketiga, ada yang lebih berbahaya dari pada telingga yang tuli dan mulut yang bisu, yaitu tuli dan bisu secara rohani (Mat. 13:14-15). Jadi, waspadalah!

Refleksi: saya dan Anda adalah orang Kristen seperti apa? Mendengar, tetapi tidak mengerti? Melihat, namun tidak menangkap? Ataukah orang yang setia dan taat? -SP