TRANSAKSI QUID PRO QUO
38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Lukas 6:38
Secara literal quid pro quo berarti sesuatu untuk sesuatu, dengan kata lain ini merupakan transaksi timbal balik. Tanpa sadar, kita dapat membangun relasi yang demikian terhadap Tuhan, khususnya dalam hal materisaya memberi persembahan supaya Tuhan memberkati sana dan memberi kelimpahan buat saya. Berdasarkan ayat di atas, Alm. Pdt. Oral Roberts berpendapat bahwa ada tiga cara menguntungkan diri dari hukum tabur tuai: 1) Anggaplah Allah sebagai sumber anda, 2) berilah dahulu supaya anda diberi, 3) harapkanlah mukjizat.
Tentu saja pendapat tersebut adalah pendapat yang sangat egoismencari keuntungan diri. Ayat Alkitab di atas yang dijadikan sebagai pendukung sama sekali tidak berbicara tentang memberi materi, tetapi berbicara tentang menghakimi dan mengampuni. Di samping mencari keuntungan diri, pendapat di atas juga sangat menonjolkan tindakan kita yang mengawali pemberian Tuhan. Tentu saja ini sangat keliru karena sesungguhnya Tuhanlah yang lebih dahulu memberi diri-Nya sebagai korban penebusan bagi kita sebagaimana dikatakan dalam Roma 5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!
Ketika kita menyadari bahwa Tuhan sudah lebih dahulu berkorban bagi kita untuk menebus kita kembali menjadi milik-Nya, maka sudah seharusnya kita memberi diri kita untuk melayani-Nya dengan penuh ucapan syukur. -VA