CARI UNTUNG MELALUI IBADAH
5 …yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan. 6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. 7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. 8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
1 Timotius 6:5-8
Konteks dari ayat di atas adalah Paulus menasihati Timotius agar ia waspada terhadap orang-orang yang mengajarkan ajaran lain yang tidak sesuai ajaran Kristus, yang salah satunya adalah orang yang memanfaatkan ibadah sebagai sumber keuntungan secara materi. Kata ibadah di sini bukan mengacu pada sekadar ritual ibadha, tetapi mengacu pada kesalehan hidup. Contohnya adalah Simon Magus (Kis. 8:9-24), seorang penyihir Samaria yang percaya pada pemberitaan Injil Filipus. Ia menawarkan uang kepada para rasul agar ia dapat memiliki kemampuan untuk menurunkan kuasa Roh Kudus kepada orang yang ia tumpangi tangan. Paulus menasihatkan agar kesalehan hidup (ibadah) yang dijalani harus disertai dengan rasa cukup, yang artinya jangan kita membiarkan diri dikuasai oleh keserakahan akan harta, sebaliknya merasa cukup dengan apa yang Tuhan berikan. Paulus sendiri adalah seorang rasul yang di dalam hidupnya pernah mengalami berbagai penderitaan yang berat, tetapi itu tidak menghilangkan sukacitanya di dalam Tuhan. Ia berkata, Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di
dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4:12-13).
Rasa cukup di dalam Tuhan akan melepaskan kita dari belenggu keserakahan, sehingga memberikan kita ketenangan dalam menjalani hidup. Inilah hidup dalam kelimpahan sejati (bukan materi) di dalam Tuhan, inilah hidup yang sungguh- sungguh diberkati Tuhan. -VA