24 September 2022 📖 Hakim-hakim 18:14-31 🙏 Jangan kompromi
24 September 2022
📖 Hakim-hakim 18:14-31
🙏 Jangan kompromi
Renungan
Tuhan menuntut kita fokus kepada-Nya. Namun hati kita mudah berdalih, “Ah, ini kan cuma .” Kita sering abai bahwa berawal dari retakan kecil, robohlah sokoguru dan bersamanya, robohlah seluruh bangunan.
Orang Lewi yang hari ini kita ketahui adalah cucunya Musa begitu terikat pada patung dan peralatan ibadah buatan Mikha yang tidak sejalan dengan firman Tuhan. Ia juga mengutamakan ketenaran sehingga “gembiralah hati[nya]” (20) ketika ditawari posisi yang lebih glamor. Ia mengabaikan keluarga Mikha yang telah menganggapnya seperti keluarga sendiri ketika ia masih terlunta-lunta (Hak. 17:9-11). Sebagai orang Lewi, ia telah mengabaikan panggilan untuk hidup sebagai wakil Tuhan.
Bilangan 26:43 mencatat ada 64.400 orang dari suku Dan yang sanggup berperang. Maka, 600 orang bersenjata dari Dan di kisah ini tampaknya bukanlah seluruh suku, melainkan hanya satu keluarga besar sehingga mereka hanya memerlukan satu kota. Dari sikap mereka, kita memiliki gambaran bagaimana orang Israel hidup pada masa “tanpa raja dan tanpa Tuhan” ini. Masih ada sisa-sisa pengajaran Musa sehingga mereka masih menghargai posisi suku Lewi sebagai imam, tetapi mereka tidak peduli bagaimana Tuhan sesungguhnya ingin disembah di dalam kekudusan-Nya, dengan tata cara yang dengan jelas telah Ia gariskan melalui Musa. Mereka mencari Tuhan, tetapi dengan cara mereka sendiri dan bukan mengikuti apa yang Tuhan firmankan kepada generasi pendahulu mereka.
Kisah ini kelihatan tidak signifikan karena hanya melibatkan orang-orang kecil pada masa yang tak jelas pula. Namun kelak kita akan melihat bahwa orang-orang ini, perilaku ini, dan kota ini menebarkan bayang-bayang kelam yang panjang ketika Raja Yerobeam memimpin sepuluh suku Israel memisahkan diri dari Yehuda, membuat lembu emas, dan meletakkannya di kota Dan ini (1Raj. 12:25-29). Ini mengawali satu masa kelam lainnya yang berakhir dengan runtuhnya Kerajaan Israel (2Raj. 17:22-23)!
Masih adakah kompromi dalam hidup Anda? Jika ya, minta pengampunan Tuhan dan minta Dia kembali bertakhta di hati, selagi ada kesempatan