14 April 2022 📖 Matius 27:11-31 ✝️ Tahu, tetapi tidak melakukan

14 April 2022
📖 Matius 27:11-31
✝️ Tahu, tetapi tidak melakukan

Renungan
Pada waktu rezim apartheid di Afrika Selatan berhasil digulingkan, Nelson Mandela naik untuk menjadi pemimpin Afrika Selatan. Ia adalah seorang tokoh lokal yang memimpin perjuangan Afrika Selatan untuk terbebas dari politik apartheid. Politik apartheid memisahkan orang kulit hitam dari orang kulit putih. Orang kulit putih berlaku sebagai kaum yang berkuasa. Hal yang menarik adalah ketika ia menjadi presiden, Nelson Mandela justru mengajak orang-orang kulit putih untuk bekerja bersamanya. Keputusannya itu menuai banyak protes dari orang-orang di sekitarnya, termasuk rakyatnya. Namun Nelson Mandela tetap pada keputusannya. Pada akhirnya ia dapat membuat orang-orang kulit hitam dan kulit putih berdamai dan bersama membangun Afrika Selatan.

Sepenggal kisah mengenai Nelson Mandela di atas sangat menarik karena menunjukkan seorang pemimpin yang tegas dalam mengambil keputusan yang menurutnya baik tanpa terpengaruh suara-suara lain di sekitarnya. Hal ini bertolak belakang dengan sikap yang ditunjukkan oleh Pilatus dalam bacaan kita kali ini. Pilatus sebagai seorang pemimpin tidak memiliki sikap yang tegas dalam mengambil keputusan. Ia mengetahui kebenaran bahwa Yesus tidak bersalah (23). Akan tetapi ia tidak mengikuti apa yang ia tahu benar melainkan mendengarkan kata-kata rakyatnya yang terbakar emosi (26). Ia menuruti istrinya untuk tidak terlibat dalam kasus ini. Solusi yang ia tawarkan hanyalah untuk keamanan diri (17). Padahal ia bertanggung jawab untuk menyelesaikan dan memiliki wewenang untuk memutuskan. Ia melakukan cuci tangan dan tidak mau dianggap bersalah (24).

Sebagai seorang pengikut Kristus, di manakah posisi kita pada saat ini? Apakah kita menjadi seorang pengikut yang memperjuangkan kebenaran ataukah kita adalah seorang pengikut yang mencari aman, bahkan akan cuci tangan kalau hal tersebut mengandung risiko? Apalagi kalau kita dipercaya menjadi seorang pemimpin, beranikah kita menegakkan kebenaran dengan tidak mencari kepentingan atau keuntungan diri sendiri?