ALLAH yang MENYERAHKAN DIRI
34Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. Lukas 23 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. Lukas 23 19Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; 20namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. 21Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus. Galatia 2
Salah satu pemahaman Iman orang Kristen yang dianggap kontroversi dan tidak masuk akal adalah tentang TUHAN yang diyakininya seakan
bukan TUHAN yang Mahakuasa, TUHAN yang Mahabesar, Allah yang tak terkalahkan, Allah yang selalu menang di atas semua peperangan
melawan berbagai musuh di darat dan di udara. Allah yang mampu menggerakkan dan memerintah jutaan malaikat untu berperang bagi DIA.
Allah orang Kristen adalah Allah manusia, yang mati dan yang menyerahkan diri dan bertekuk lutut di hadapan penguasa dunia, bahkan
seolah didaulat untuk mengakui penistaan dan kesesatan pengajaran agama-Nya di hadapan para petinggi agama di kala itu. Allah yang Menyerahkan Diri-Nya bukanlah sebuah konsep yang mudah untuk dimengerti apalagi diimani (dengan pemahaman iman akaliah manusia). Dan bila hari ini kita memperingati finalitas penyerahan-Nya di atas kayu salib dan menerima Yeus Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat Pribadi kita itu bukanlah karena kehebatan manusia dalam mengupayakan membangun sugesti yang hebat sehingga kita menerima-
Nya, melainkan sebagai berkah dan anugerah yang semata dilimpahkan- Nya kepada setiap kita sehingga percaya kepada-Nya. Mempercayai
Allah yang menyerahkan diri dan mati ternyata menjadi hal yang luar biasa karena sesungguhnya telah melampaui kemampuan akal budi kita.
GBU -JP