IDENTIFIKASI PIKIRAN KRISTUS
1Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. 2Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. 3Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Col 3:1-3 ITB
Aspek pertama dalam harmonisasi kerohanian adalah menyelaraskan pikiran kita dengan Kristus. Di dalam surat Kolose ini, Paulus menasihatkan jemaat Kolose untuk memikirkan perkara yang di atas dan bukan di bumi. Perkara di atas (rohani) adalah perkara-perkara yang mendasar bagi kehidupan di dunia ini. Misal, kalau kita menyadari bahwa roh kita kekal dan satu hari kelak kita harus mempertanggungjawabkan kehidupan kita kepada Tuhan, maka kesadaran itu akan mempengaruhi cara hidup, gaya hidup, tingkah laku, perkataan kita. Paulus berkata, karena kita sudah dibangkitkan bersama Kristus, kita harus memikirkan perkara-perkara di atas (ayat 1-2). Kita sudah disatukan dengan Kristus bersama kematian-Nya (ayat 3), maka pikiran dan hati kita harus disesuaikan dengan pikiran dan hati Kristus. Palus sengaja menuliskan perisitwa kita telah mati dan hidup bersama Kristus sebagai tanda terjadinya proses identifikasi diri dengan Kristus. Identifikasi diri dengan Kristus harus mewujud dalam transformasi hidup. Yaitu, perubahan hidup dari hidup duniawi — semua perbuatan hawa nafsu yang mendatangkan murka Allah (ayat 5-7), dan semua karakter berdosa yang tidak pantas dilakukan oleh orang kudus (ayat 8-9) — menjadi hidup baru, yang rohani, yang terus menerus diperbaharui semakin menyerupai gambar Allah (ayat 10). Peristiwa identifikasi tersebut dimulai dengan pikiran yang terus menerus ditujukan kepada hal yang rohani yang berkenan kepada Allah. Pikiran yang demikian pada akhirnya akan menolong kita untuk menilai ulang semua kehidupan kita di dunia dari sudut pandang yang berbeda. Misalkan, waktu kita memikirkan pekerjaan dengan pikiran rohani, maka kita bukan sekedar melihat untung rugi, tetapi juga bagaimana Tuhan dimuliakan dalam dan melalui pekerjaan kita. Hal ini juga akan terjadi dengan berbagi bagian hidup kita yang lain. Proses identifikasi pikiran kita dengan Kristus harus terjadi terus menerus melalui doa, pembacaan firman dan diskusi yang sehat dengan sesama orang percaya. Sehingga, semua buah pemikiran yang akhirnya kita nyatakan di dalam hidup kita menjadi kemuliaan bagi Kristus, Tuhan kita. Kiranya Tuhan menolong setiap kita. WS