TAHU DAN TIDAK TAHU

Kemudian pergilah Musa, lalu mengatakan segala perkataan ini kepada seluruh orang Israel. Berkatalah ia kepada mereka: “Aku sekarang berumur seratus dua puluh tahun; aku tidak dapat giat lagi, dan TUHAN telah berfirman kepadaku: Sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi. TUHAN, Allahmu, Dialah yang akan menyeberang di depanmu; Dialah yang akan memunahkan bangsa-bangsa itu dari hadapanmu, sehingga engkau dapat memiliki negeri mereka; Yosua, dialah yang akan menyeberang di depanmu, seperti yang difirmankan TUHAN. Dan TUHAN akan melakukan terhadap mereka seperti yang dilakukan-Nya terhadap Sihon dan Og, raja-raja orang Amori, yang telah dipunahkan-Nya itu, dan terhadap negeri mereka. Ulangan 31: 1-4

Tahu dan tidak tahu adalah seperti dua sisi mata uang yang menimbulkan rasa takut dan tidak takut, alias berani, itu kata seorang penulis melalui pengalamannya. Rasa tahu menimbulkan rasa takut, kalau tahu betapa lemah dan terbatasnya di menghadapai musuh atau kendala yang dia alami. Takut kalau dia tahu seberapa kekuatan musuh. Takut karena dia tahu bahwa ia tidak mampu menghadapi musuh atau menanggulangi masalah yang ada. Atau karena tahu bahwa tidak ada jalan keluar, tidak ada yang menolong, maka orang menjadi takut juga.
Sebaliknya, karena tidak tahu maka seseorang tidak takut alias berani. Misalnya, dia tidak tahu siapa atau ada musuh, seberapa kekuatan musuh. Dia santai-santai saja. Dan setelah melewatinya, baru mungkin sadar bahwa ada bahaya, tetapi ada tangan Tuhan yang menolong. Itulah pengalaman Musa yang tersirat dalam bagian firman yang dicatat di atas. Ketika pertama kali dipanggil Tuhan untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, dia sangat takut, karena dia tahu bahwa Firaun akan membunuh dia karena masa lalunya. Maka, ketika Tuhan menyuruhnya untuk melakukan tugas itu, ia berdebat dengan Tuhan agar dia tidak pergi.
Takut juga karena dia tidak tahu kekuatan dan Kemahakuasaan Tuhan, walaupun ia menyaksikan api di tengah semak belukar tetapi tidak terbakar. Juga Tuhan membuat tanda ajaib lainnya, tongkat menjadi ular, lalu setelah dipegang, kembali menjadi tongkat. Tangannya setalah dimasukkan ke dalam baju, sakit kusta, dan setalah dimasuk-keluarkan kembali, sembuh seperti biasa. Walau pada akhirnya, setalah tanda ajaib itu ia terpaksa taat pada Tuhan. Bagaimana dengan kita? Adakah karena tahu dan tidak tahu ini membuat kita bergumul dengan Tuhan? Tetapi karena kita tahu bahwa Allah Maha Kuasa dan berdaulat, maka kita berani menghadapai apapun, sama seperti Musa. Karena kita tahu bahwa Allah mengasihi dan menyertai kita. -FD