TETAP MEMERCAYAI ALLAH

Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut. Ayub 1:20-22

Bacaan Alkitab
1 Yohanes 2:1-29

Dalam banyak hal kita berbeda dengan Ayub, namun ada satu pengalaman yang sama, yaitu sama-sama pernah mengalami kehilangan. Ya, kehilangan! Siapa yang tidak pernah mengalaminya? Saya dan anda pasti pernah mengalaminya. Ada yang kehilangan harta benda, barang kesayangan, ada juga yang ditinggal pacarnya, ada yang kehilangan seseorang yang disayangi, dan masih banyak kehilangan yang lainnya. Bahkan sudah satu tahun ini kita juga melihat ada banyak kehilangan, yang dialami banyak orang si seluruh dunia akibat pandemi. Henri Nouwen dalam bukunya menyebutkan, satu kata yang bisa merangkum rasa sakit, kepedihan dan kesengsaraan manusia, yaitu kehilangan. Alkitab pernah mencatat ada seorang yang mengalami kehilangan yang begitu dalam, yaitu Ayub. Dalam sekejap Ayub kehilangan seluruh, bukan sebagian dari hartanya, anak-anaknya, kesehatannya, dan isterinya. Pada saat mengalami kehilangan, apa yang dilakukan Ayub? Alkitab mengatakan: Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” Dalam konteks apa kalimat itu diucapkan? Saat Ayub mengalami kehilangan yang dasyat. Ucapan Ayub tersebut menunjukkan: pertama, keyakinannya bahwa harta atau apapun yang kita miliki adalah pemberian dan titipan Tuhan. Kedua, menunjukkan bahwa baginya Allah, Sang Pemberilah yang paling penting dan bukan pemberian-Nya. Ketiga, menunjukkan bahwa ia tetap memercayai Tuhan dan mengasihi-Nya lebih dari apapun. Ayub tetap percaya bahwa Allah tidak meninggalkanya, tetap menjaganya, melindunginya, dan memerhatikannya. Ada kalimat sangat indah diucapkan seorang jemaat yang sedang kritis, disaat-saat terakhir dalam hidupnya, ia berkata: aku mengasihi Tuhan Yesus. -SP

Refleksi: saat ini mungkin kita sedang mengalami kesulitan, penderitaan, sakit yang tak kunjung sembuh, ekonomi yang sulit, kita tidak berdaya, mengalami banyak kehilangan, apapun keadaannya mari belajar tetap memercayai Tuhan.