🗓 29 Maret 2021 📖 Markus 14:32-42 🙏Bersandar pada Allah

🗓 29 Maret 2021
📖 Markus 14:32-42
🙏Bersandar pada Allah

Renungan
Apa yang membuat Yesus memiliki keberanian untuk menghadapi penderitaan yang berat, bahkan untuk menyerahkan nyawa-Nya? Beratnya penderitaan itu digambarkan melalui pergumulan Yesus di dalam doa, sampai tiga kali Ia mengucapkan doa yang sama. Karena itu Ia juga merasa takut dan gentar (33), bahkan sangat sedih. Kesedihan yang mendalam terungkap melalui perkataan “..seperti mau mati rasanya..” (34). Apa yang Ia lakukan untuk menghadapi kegentaran dan kesedihan itu?

Yesus berdoa! Ia merebahkan diri ke tanah dan meminta Bapa untuk mengambil cawan penderitaan yang harus Dia hadapi. Ia tahu bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah, walaupun bukan segala sesuatu merupakan kehendak Allah (36). Karena itu Ia menyampaikan permohonan sekaligus menyerahkan diri-Nya dengan penuh ketaatan pada kehendak Bapa. Ia memohon agar Ia sendiri melakukan apa yang dikehendaki Allah, sekali pun itu berarti kematian. Ketergantungan total dan bersandar penuh pada kehendak Allah inilah yang menjadi sumber keberanian Yesus untuk menyerahkan nyawa-Nya.

Hal ini berbeda dengan sikap yang ditunjukkan oleh para murid. Dalam perikop sebelumnya kita tahu bahwa mereka lebih yakin pada kekuatan diri sendiri. Sayangnya, ketika Yesus meminta mereka untuk menemani Dia berdoa dan berjaga-jaga, mereka tidak sanggup menunjukkan kekuatan mereka. Mereka jatuh tertidur (37, 40, 41). Hal ini membuktikan bahwa apa yang dikatakan Yesus adalah benar, roh memang penurut tetapi daging lemah (38).

Hanya dengan bersandar kepada Allah manusia dapat menghadapi penderitaan maupun ujian iman lainnya. Semakin berat penderitaan yang kita hadapi, hendaknya makin kuat kita berpegangan pada Tuhan. Mari kita sampaikan seluruh beban penderitaan kita kepada-Nya dan serahkan juga diri kita dengan penuh ketaatan. Hanya dengan mengandalkan Tuhan, kita akan berani menyangkal diri kita dan tetap percaya pada Tuhan dalam ketaatan kita kepada-Nya.