Hari Ke-36 SAHABAT RAHASIA


Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya.
Matius 27:58 (TB)

Mereka datang sebagai sahabat sahabat rahasia walaupun demikian, mereka tetaplah sahabat. “Anda bisa menurunkan-Nya sekarang, Prajurit. Saya akan mengurus-Nya.”

Seorang prajurit menyandarkan tangga ditengah salib, memanjatnya, dan menyingkirkan pancang yang menyangga tiang di bagian salib yang vertikal. Dua prajurit lainnya. yang senang karena pekerjaan hari itu hampir selesai, membantu pekerjaan berat membaringkan salib yang terbuat dari pohon cemara beserta dengan tubuh terhukum ke tanah.

“Hati-hati,” kata Yusuf. Paku berukuran 12,5 sentimeter dicabut dari kayu yang keras. Tubuh yang menjadi tubuh Sang Juru Selamat diangkat dan dibaringkan di atas sebuah batu besar.

“Dia milikmu,” kata seorang serdadu.

Mereka berdua tidak terbiasa dengan pekerjaan ini. Namun demikian, tangan mereka bergerak sigap mengerjakan tugas itu. Yusuf dari Arimatea berlutut di beIakang kepala Yesus dan dengan lembut mengelap wajah yang terluka. Dengan kain yang lembut dan basah ia membersihkan darah yang keluar saat di taman, yang diakibatkan lecutan, dan yang keluar akibat makhkota duri. Ia memejamkan matanya rapat-rapat ketika melakukannya.

Nikodemus merentangkan kain linen yang dibawa Yusuf dan meletakkannya di batu, di sebelah tubuh itu. Kedua pemimpin Yahudi ini mengangkat tubuh Yesus dan meletakkannya di atas kain linen itu. Kini bagian-bagian tubuh itu dibalur minyak wangi rempah-rempah. Saat Nikodemus menyentuh pipi Sang Tuan dengan minyak gaharu, emosi yang selama ini ditahannya terlepas. Air matanya sendiri menetes di wajah Sang Raja yang disalibkan. la berhenti untuk mengusap tetesan air mata lainnya. Orang Yahudi setengah baya ini memandang Orang Muda dari GaliIea itu dengan penuh kerinduan.

Masyarakat kelas atas Yerusalem tidak akan memandang baik kedua pemimpin agama mereka yang mengubur seorang revolusionis. Namun bagi Yusuf dan Nikodemus, pilihan itu sangat jelas. Lagi pula. mereka lebih memilih menyeIamatkan jiwa daripada tubuh.