POLA SEIMBANG ANTARA KERJA DAN ISTIRAHAT
“Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah—sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” (Mazmur 127:2)
Bacaan Alkitab
Imamat 16-17
Dalam dunia modern yang serba cepat, kita sering merasa bahwa semakin banyak waktu yang kita habiskan untuk bekerja, semakin besar peluang kita untuk menjadi sukses. Banyak orang mengorbankan waktu istirahat, bahkan waktu ibadah, demi mengejar impian dan ambisi. Namun, apakah ini cara hidup yang Tuhan kehendaki? Apakah kita benar-benar mencapai keberhasilan jika kita kehilangan ketenangan, kesehatan, dan hubungan yang dekat dengan Tuhan? Mazmur 127:2 mengajarkan bahwa keberhasilan sejati tidak hanya bergantung pada kerja keras, tetapi juga pada anugerah Tuhan. Seberapa pun usaha kita, jika dilakukan tanpa bersandar kepada Tuhan, semuanya akan sia-sia. Tuhan sendiri menunjukkan betapa pentingnya keseimbangan melalui penciptaan dunia. Ia bekerja enam hari dan beristirahat pada hari ketujuh (Kejadian 2:2-3). Dalam Keluaran 20:8-10, Tuhan memerintahkan umat-Nya untuk menghormati Sabat, bukan hanya sebagai hari tanpa pekerjaan, tetapi juga sebagai waktu untuk bersekutu dengan-Nya. Namun, di zaman ini, banyak orang mengabaikan prinsip ini. Mereka terus bekerja tanpa batas, takut kehilangan kesempatan jika berhenti sejenak. Padahal, ketika kita menghormati waktu istirahat dan tetap mengutamakan ibadah, kita sedang menyatakan iman bahwa Tuhanlah yang memelihara hidup kita. Lebih dari sekadar berhenti bekerja, Sabat adalah waktu untuk menyegarkan jiwa dan memperbarui relasi dengan Tuhan. Ibadah bukan sekadar rutinitas, melainkan kesempatan untuk mengingat bahwa hidup ini bukan tentang usaha kita sendiri, tetapi tentang Tuhan yang berdaulat penuh atas segala sesuatu. Yohanes 4:23-24 menegaskan bahwa penyembah yang benar akan menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran. Kita perlu bertanya kepada diri sendiri: Apakah aku sudah memiliki keseimbangan dalam hidupku? Apakah aku mengutamakan pekerjaan di atas ibadah dan waktu bersama Tuhan? Jika ya, mungkin saatnya untuk memperbaiki prioritas kita. Tuhan ingin kita hidup dalam keseimbangan yakni bekerja dengan tekun, beristirahat dengan cukup, dan tetap bersekutu dengan-Nya. Ketika kita menyerahkan semua rencana kepada Tuhan, Ia akan berperkara dan yang kita dapati adalah kita bisa bekerja dengan semangat, beristirahat dengan damai, dan beribadah dengan hati yang bersyukur. Doa: Tuhan, ajar aku menyeimbangkan hidup antara kerja, istirahat, dan ibadah. Jangan biarkan aku terjebak dalam kesibukan hingga melupakan-Mu. Ingatkan aku bahwa semua berkat berasal dari-Mu. Biarlah aku selalu mengutamakan-Mu dalam setiap aspek hidupku. Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin. (MPN)