MENJADI TERANG YANG MEMANDU

1.Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. 2.Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. 3.Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu. (Yesaya 60:1-3)

Bacaan Alkitab

Keluaran 19

Kebenaran bahwa Terang dan Gelap Tidak Bisa Bersatu menjadi hal yang tidak bisa kita pungkiri. Dan menjadi anak terang adalah orang yang sudah menerima Kristus dalam hidupnya sehingga mereka layak disebut sebagai: “bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1 Pet. 2:9). Mengingat apa yang dinyatakan Petrus, kita yang sudah dikeluarkan dari gelap kepada terang-Nya yang ajaib sudah menjadi manusia baru! Seharusnya kita jangan mau lagi diperdaya dan ditipu Iblis untuk kembali berkubang di dalam lumpur dosa yang lama. Ini memang sebuah pergumulan batin, di satu sisi kedagingan kita masih meronta ingin dipuaskan: hawa nafsu, kegeraman, pesta pora, mabuk, dsb. Tetapi di sisi lain, kita ingat bahwa kita adalah orang yang sudah ditebus dengan darah Yesus yang mahal. Apa jadinya kalau kita hidup di dua dunia? Satu kaki dalam kegelapan, dan satu kaki dalam terang? Yang ada adalah kebimbangan dan kehidupan yang berasa kosong. Tahun 2025 ini mari ambil resolusi untuk hidup dalam kebenaran. Buang jauh-jauh dosa yang merintangi kita untuk datang ke hadirat Tuhan, larilah kepada Tuhan dan izinkanlah diri kita dipakai oleh TUHAN sebagai alat dalam kerajaan-Nya. Biarlah hidup ini menjadi pembawa kebaikan di tengah gelapnya dunia ini. Apabila pengalaman rohani ini sudah dialami oleh setiap anak terang, maka kita seharusnya mampu masuk kepada dimensi bagaimana murid-murid Kristus, dapat menyatakan tanda- tanda Kerajaan Allah, dan turut mengundang segala makhluk untuk hidup di dalam anugerah Kerajaan Allah (band. Mrk. 16:15). Di tengah kehidupannya, ia (seharusnya) melakukan apa pun “dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah” (Kol.3:17). Melalui perannya masing-masing di tengah kehidupan sehari-hari, ia adalah terang yang memandu dunia kepada Terang Dunia yang sejati, Yesus Kristus. Sebagaimana ditulis dalam Yoh. 8:32, Yesus berkata, “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” Pada bagian lain Yesus pun berkata kepada para muridNya, “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga” (Mat. 5:14-16). Apa yang telah dinyatakan di atas seharusnya menjadi panggilan sekaligus tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam hidup. Pelita itu akhirnya memang berhasil menjadi pemandu seisi rumah untuk bisa melihat dunia dan lingkungan sekitar lebih jernih dan jelas terlihat. dan ini yang dimaksudkan dengan banyak bangsa berduyun-duyun karena terang yang kita pancarkan, dan bahkan banyak raja yang juga datang kepada terang. Allah memakai Anda walaupun dan siapapun Anda memandu kepada Kristus. (Ant)