KETAATAN AMBIGU
⁷Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. ⁸Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. ⁹Seperti ada tertulis: “Ia membagi- bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya.” ¹⁰Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk
Bacaan Alkitab
2 Timotius
Apa itu Ambigu ? Kata ambigu ini kerap dibahas dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Secara umum ambigu diartikan atau bermakna ganda. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ambigu adalah bermakna lebih dari satu. Sehingga, terkadang menimbulkan keraguan, kekaburan, ketidakjelasan dan lain sebagainya.
Panggilan hidup orang percaya adalah menjadi “berkat”. Dalam salah satu bagian khotbah di bukit Yesus berfirman dalam Matius 5: ¹³”Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. ¹⁴Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Menjadi Garam dan Terang, bertujuan untuk menjadi berkat buat sesama. Itulah panggilan hidup orang percaya yang telah merasakan penebusan kasih Allah melalui Yesus Kristus.
Kita pasti pernah dengar kan Himalayan Salt? Yap, garam Himalaya memiliki ciri khas tersendiri yang bikin banyak orang jatuh hati. Berbeda dengan garam yang biasa kita pakai masak di dapur, garam Himalaya memiliki warna pink yang sekilas mirip dengan buah persik. Ngulik sedikit tentang garam, nih. Secara umum, garam bisa dihasilkan dari 2 metode, yaitu ditambang ataupun dari proses evaporasi air laut.
“Apa sih garam Himalaya itu?” Garam Himalaya adalah halit atau batu garam yang berasal dari provinsi Punjab, Pakistan. Mirip dengan garam dapur, kandungan garam Himalaya sebagian besar adalah sodium klorida. Hal yang membedakan dengan garam dapur adalah, garam Himalaya ditambang manual dengan tangan dan tidak melalui proses pengawetan.
Jadi, garam Himalaya itu masuk kategori garam juga. Cuma beda saja sama garam yang biasa kita konsumsi. Sederhananya, kalo garam Himalaya, sama saja seperti kita sedang gadoin batu yang berasa.
Ambigu kan?
Panggilan Tuhan kepada kita untuk menjadi berkat harus kita yakini tanpa keraguan, tidak ada tawar menawar tapi harus dikerjakan dengan ber-sungguh² tidak melemparkan tanggung jawab kepada orang lain atau berpikir itu tugas orang lain .
Lain hal-nya kalau kita tidak yakin akan penebusan yang Tuhan telah kerjakan dalam diri kita. Mari kembali membaca bagian Firman Tuhan di atas, Tuhan menolong kita
DOA: Tuhan tolonglah saya yang sering ambigu meresponi perintah-Mu untuk menjadi berkat, ampunilah. Amin (HP)