SUKACITA PEMBAWA BERKAT
7 Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: “Allahmu itu Raja!” 8 …9…10 TUHAN telah menunjukkan tangan- Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang dari Allah kita.
Yesaya 52:7-10
Bacaan Alkitab
Kolose, Filemon
Setelah mereka dari pembuangan orang Israel berada dalam kebimbangan. Bukan saja mendapati bangsanya yang sudah rata dengan tanah, bangunan-bangunan yang begitu megah, suatu kebanggaan semuanya sudah jadi reruntuhan. Dulu adalah kota yang indah tetapi sekarang menjadi kota mati. Tetapi fakta yang lebih menyakitkan lagi adalah meraka tidak memiliki pemimpin, bahkan standar soal pemimpin buat mereka pada waktu itu rasanya tidak ada karena mereka semuanya dari pembuangan yang boleh dikata bahwa hanya bisa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang kecil dan hina. Soal strategi dalam bernegara rasanya tidak ada orang yang punya kapasitas dalam hal tersebut, sehingga boleh dikata mereka bukan hanya memulai dari nol tetapi juga memulai dari minus yang banyak. Sehingga ketika mereka kembali dari pembuangan mereka kehilangan pengharapan bahkan mungkin ada diantara mereka lebih memilih untuk kembali kesana. Ini mengingatkan kita juga pada nenek moyang mereka ketika keluar dari Mesir, merasa frustasi dan menginginkan kembali ke Mesir, daripada susah-susah mulai dari awal dan belum tentu itu lebih baik, maka mari kita kembali kesana. Mereka sepertinya lebih suka ditindas tapi bisa makan enak ketimbang mereka merdeka tapi susah. Tetapi pengharapan itu kembali, setelah nabi Yesaya menyampaikan bahwa Allah sendirilah yang menjadi pemimpin, raja mereka. Allah sendiri yang akan membangun mereka. Tentunya ini adalah berita yang sangat menggembirakan bukan! dan membawa semangat dan harapan buat mereka kembali. Semangat untuk membangun bangsa, semangat untuk memulai hidup, semangat untuk bernegara rasanya tumbuh kembali.
Ketika kita masih tertawan dengan dosa, sukacita kita masih terbatas bahkan sangat kurang. Akibatnya kita kekurangan sukacita dan berkat. Tetapi bersyukur kepada Tuhan karena sukacita itu sudah penuh dan melimpah setelah Allah sendiri dalam diri Yesus Kristus datang memberikannya kepada kita yang dulunya kita tertawan oleh dosa. Tentunya ini berkat yang luar biasa, bukan saja memberikan kita kebebasan tetapi juga memberikan kita visi yang jauh kedepan yaitu sukacita kita selalu penuh dan tidak akan pernah kurang, bahkan sukacita itu semakin melimpah ketika orang lain mendengar dan mengalami sukacita tersebut. Oleh karena itu, teruslah menjadi pembawa berkat, karena dunia ini butuh berkat itu. Tuhan memberkati.
Doa: Tuhan kami bersyukur karena kami bagian dari pembawa berita Allah yang membawa kabar pemulihan dan pengharapan kepada dunia yang kehilangan harapan. Trimakasih atas kepercayaannya. Amin. -Ir