PENYALIBAN YESUS

15:33 Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. 15:34 Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? 15:35 Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: “Lihat, Ia memanggil Elia.” 15:36 Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata: “Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia.” 15:37 Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa- Nya. 15:38 Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. 15:39 Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!” Markus 15:33-39

Bacaan Alkitab
Yesaya 58-59
Amsal 24:9-10

Tidak terasa kita sudah masuk hari ke 20 LTW3, setengah perjalanan telah kita lewati. Pasti ada banyak respon yang terjadi disetiap kita. Mungkin ada yang merasa bosan, capek, tidak bersemangat atau ada yang tertantang, dan bertumbuh. Tetapi apapun kondisi kita saat ini mari kita kembali melihat perjuangan Yesus didalam bacaan kita hari ini. Didalam Markus 15:33-39 disini diceritakan bagaimana Yesus mati dan disalibkan di atas bukit Golgota sebagai puncak penderitaan dalam menjalankan misi Allah dalam dunia ini. Ketika Yesus sudah tergantung di atas kayu salib ternyata peristiwa menyedihkan dan mencekam terus berlanjut. Cacian dan makian, cambukkan dan pukulan, ejekan dan hinaan silih berganti diberikan kepada Yesus yang tak berdaya itu. Dan penderitaananya tidak berhenti sampai disana diayat 34, bagaimana Yesus berseru kepada Allah: Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?, sebuah kesedihan hati yang sangat mendalam dimana ditinggalkan Allah Bapa yang sejak kekekalan ada dalam kesatuan. Semua penderitaan ini Yesus hadapi seorang diri, Yesus membiarkan diri-Nya mati terkutuk di antara bumi dan langit. Yesus tergantung di atas kayu salib bukan karena kesalahan-Nya, tetapi karena cintaNya kepada kita yang berdosa ini.
Bagi Yesus salib merupakan pergumulan yang sangat berat dan mengerikan dalam hidup-Nya. Tetap bagi kita manusia yang berdosa ini, justru salib Yesus merupakan berita sukacita, karena melalui kematian- Nya kita dibebaskan dari murka Allah. Kita kemudian mendapatkan status anak-anak terang. Jika Yesus rela melewati masa sulit itu supaya kita tidak lagi berdosa, masakan kita tidak mau terpisah dari kebiasaan- kebiasaan kita yang mendukakan hati Allah dengan memutuskan mau terhubung dengan Allah. Sehingga dengan kita mengikuti kegiatan LTW3 ini supaya kita tetap terjaga dan terhubung dengan Allah melalui firman- Nya. -GN