SEORANG WANITA MENGURAPI YESUS DENGAN MINYAK WANGI

14:3 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke atas kepala Yesus. 14:4 Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain: “Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini? 14:5 Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.” Lalu mereka memarahi perempuan itu. 14:6 Tetapi Yesus berkata: “Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. Markus 14:3-9

Bacaan Alkitab
Yesaya 54-57
Amsal 24:8

Mungkin kita seringkali melihat dan mendengar ada segelintir orang- orang kristen kemudian pindah keyakinan. Tentunya banyak hal yang menyebabkan mereka mengambil keputusan ini, misalnya masalah ekonomi, masalah pengajaran yang kurang kuat dan mendalam, atau masalah keteladanan. Paling tidak inilah beberapa penyebab orang- orang Kristen kemudian menjadi pindah keyakinan. Tetapi apapun yang menjadi penyebabnya mereka meninggalkan Yesus, satu hal yang pasti mereka belum benar-benar menjadi pengikut Kristus yang sungguh- sungguh. Karena pengikut Kristus yang sungguh-sungguh memiliki pengertian bahwa tidak ada yang lebih berharga di dunia ini daripada Yesus.
Dalam bacaan kita hari ini perempuan ini rela kehilangan minyak narwastu murni yang mahal hanya untuk meminyaki kepala Yesus. Dan bagi para murid ini adalah pemborosan yang seharusnya tidak perlu dilakukan, tetapi bagi perempuan ini tentunya tidak, bahkan mungkin saja dalam hatinya berkata ini masih kurang buat Yesus. Sikap apresiasi yang dilakukan oleh perempuan ini menunjukkan bahwa kesempatan melayani Tuhan sebuah anugrah yang tak ternilai harganya. Pengenalan kepada Tuhan Yesus Kristus jauh lebih harum dan berarti daripada sebotol minyak narwastu ini. Inilah yang kemungkinan yang ada dalam pikiran perempuan ini. Tentunya kita kembali diingatkan siapa Yesus buat kita? Apakah ketika kita melayaniNya kita menyadari ini adalah anugrah yang terindah? Apakah Dia memiliki tempat prioritas dalam diri kita atau tidak? Sekiranya kita memiliki pandangan seperti perempuan diatas, sehingga kita akan melakukan apapun untuk Dia, pengenalan yang benar tidak akan membuat kita mikir-mikir untuk bertindak buat Tuhan. Sekalipun diluar sana ada Yudas yang akan melarang dan menertawakan kita. -GN