FIRMAN ALLAH dan KEHADIRAN ALLAH
⁸Berkatalah imam besar Hilkia, kepada Safan, panitera itu: “Telah kutemukan kitab Taurat itu di rumah TUHAN!” Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, dan Safan terus membacanya. ⁹Kemudian Safan, panitera itu, masuk menghadap raja, disampaikannyalah kabar tentang itu kepada raja: “Hamba-hambamu ini telah mengambil seluruh uang yang terdapat di rumah TUHAN dan memberikannya ke tangan para pekerja yang diangkat mengawasi rumah itu.” ¹⁰Safan, panitera itu, memberitahukan juga kepada raja: “Imam Hilkia telah memberikan kitab kepadaku,” lalu Safan membacakannya di depan raja. ¹¹Segera sesudah raja mendengar perkataan kitab Taurat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya. ¹²Kemudian raja memberi perintah kepada imam Hilkia, kepada Ahikam bin Safan, kepada Akhbor bin Mikha, kepada Safan, panitera itu, dan kepada Asaya, hamba raja, katanya: ¹³”Pergilah, mintalah petunjuk TUHAN bagiku, bagi rakyat dan bagi seluruh Yehuda, tentang perkataan kitab yang ditemukan ini, sebab hebat kehangatan murka TUHAN yang bernyala-nyala terhadap kita, oleh karena nenek moyang kita tidak mendengarkan perkataan kitab ini dengan berbuat tepat seperti yang tertulis di dalamnya.” (2 Raja-raja 22)
Matthew Henry mengomentari bacaan kita hari ini demikian:
Bagaimana pembacaan kitab Taurat itu menggugah hati Yosia. Ia mengoyakkan pakaiannya, sebagai orang yang malu akan dosa bangsanya dan takut akan murka Allah. Ia telah lama memikirkan keburukan kerajaannya, yang disebabkan oleh penyembahan berhala dan ketidak- salehan yang ditemukan di antara mereka, tetapi dia baru sadar keadaannya sudah begitu parah ketika kitab Taurat dibacakan kepadanya. Pengoyakan pakaiannya mengartikan pengoyakan hatinya karena penghinaan yang telah dilakukan kepada Allah, dan kehancuran yang disadarinya akan datang menimpa bangsanya.
Permohonan yang dipanjatkannya kepada Allah: Pergilah, mintalah petunjuk TUHAN bagiku (ay. 13). Dua hal yang kita duga ingin diketahuinya: “Tanyakan,
- Apa yang akan kita lakukan. Apa yang harus kita perbuat untuk meredakan murka Allah dan mencegah hukuman yang patut bagi dosa-dosa kita.” Keyakinan akan dosa dan murka Allah seharusnya mendorong kita dalam pencarian ini, Apa yang harus kita lakukan untuk diselamatkan? Bagaimanakah kita harus datang kepada Allah? Jika engkau ingin mencari, carilah segera, sebelum terlambat.
- “Apa yang dapat kita harapkan dan harus siapkan.” Ia mengakui, “Nenek moyang kita tidak mendengarkan perkataan kitab ini. Jika ini adalah aturan yang benar, maka tentunya nenek moyang kita telah banyak melakukan kesalahan.” Sekarang sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, dan muncullah dosa. Dalam cermin hukum Taurat, dia melihat dosa-dosa bangsanya lebih banyak dan lebih mengerikan daripada yang telah dilihatnya sebelumnya, dan luar biasa berdosa. Maka dia menyimpulkan, “Pastilah hebat kehangatan murka TUHAN yang bernyala- nyala terhadap kita. Jika ini adalah firman Allah, dan sepertinya demikian, dan Allah akan menepati firman-Nya, karena tak diragukan lagi Ia akan melakukannya, maka kita semua tidak akan binasa.
Hari ini kita belajar dari SIKAP Yosia sebagai Punggawa Negeri & pemegang kekuasaan tertinggi yang tunduk takluk merendahkan diri dengan hati yang hancur luluh tatkala berhadapan dengan Firman-Nya yang dibacakan. Tidak saja dirundung dan dikuasai oleh ketakutan akan murka Allah menyala-nyala yang akan menimpa mereka, apalagi menyadari keberdosaan nenek moyang yang menyeret mereka meninggalkan TUHAN & Firman-Nya. Mungkin kita akan berdalih & bertanya? Bukankah itu hanyalah TULISAN yang dibacakan? Bukankah itu cuma sebuah buku, yang mungkin saja tersimpan rapi, menjadi pasangan, berdebu lalu terabaikan? Ada apa dengan buku itu?
Seharusnya, ketika kita mengakui dan menerima Alkitab/ Taurat sebagai isi hati & pikiran Allah, maka seharusnya kita juga menerimanya bukan sekedar segala tulisan yang dilhamkan Allah, melainkan Firman-Nya adalah kehadiran Allah itu sendiri. Tatkala Firman-Nya dibacakan, Yosia tidak hanya gentar karena Murka Allah saja, ia juga gentar karena ia berhadapan dengan Allah itu sendiri (melalui Firman-Nya). Sudahkah kita ber-SIKAP menyambut Firman-Nya adalah identik dengan menyambut-Nya?
DOA: Tolong kami ya TUHAN agar kami mampu merespon Firman-Mu bukan sekedar sebagai tulisan² yang memberi manfaat bagi kami, namun kami disanggupkan untuk merasakan kehadiran- Mu. Dalam nama Yesus. Amin. -JP