ANTARA KONTEN DAN KONTEKS
Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia. Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus. (Galatia 1:8-10)
Kita telah sedikit melihat beberapa diskusi terkait teologi yang berusaha mendapatkan relevansinya di dalam zaman dan pemikiran-pemikiran kontemporer. Kita juga telah melihat apa yang penting untuk menjadi kompas dan pedoman di dalam perjalanan kita di tengah arus zaman yang terus berubah ini. Semuanya menyadarkan kita bahwa konten/isi pemberitaan atau esensi teologi harusnya tetap kokoh dipegang teguh, sedangkan kemasannya dapat menyesuaikan dengan konteks yang ada untuk tetap menjada relevansi teologi itu sendiri. Paulus dalam ayat ini dengan tegas dan keras mengatakan, sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Pengulangan dua kali di dalam ayat yang singkat ini tentu membuat kita sadar bahwa apa yang ingin disampaikan benar-benar penting! Siapa pun dia, entah tokoh terkemuka, pribadi yang paling berpengaruh, teolog dengan jam terbang tinggi, atau bahkan malaikat sekalipun, jika pemberitaannya telah memelintir dasar esensi kebenaran firman hanya untuk memuaskan zaman, terkutuklah ia.
Sekali lagi, bukan berarti teologi dan kekristenan adalah sesuatu yang kuno dan ketinggalan zaman. Esensi Injil tetap relevan untuk semua zaman. Pertanyaan bagi kita adalah, bagaimana kita membawa konten esensi tersebut di setiap zaman dengan cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati (Mat 10:16). Sikap yang haus penerimaan dari manusia sehingga mengabaikan dan menggeser hal-hal esensial adalah kesalahan besar dalam berteologi! Namun sikap kolot dan tidak mau belajar hal-hal baru yang kontemporer adalah juga kebodohan dan kerugian bagi pemberitaan Injilkarena Injil yang begitu mulia itu tidak akan dapat disampaikan dan diterima dengan baik. -Dan