PERLUNYA TOLOK UKUR
Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. (1 Korintus 3:10-11)
Salah satu slogan yang terkenal berkenaan dengan Reformasi Gereja adalah Ekklesia Reformata, Semper Reformanda, Secundum Verbum Dei (Gereja telah direformasi, dan terus-menerus direformasi, seturut dengan Firman Allah). Dalam semangat reformasi kita menyadari kebutuhan kita untuk terus menerus dievaluasi dan dibentuk seperti yang dikatakan anak kalimat kedua semper reformanda (terus-menerus direformasi. Kerendah-hatian mutlak diperlukan untuk menyadari hal ini, yaitu bahwa tidak ada manusia dan gereja yang telah sempurna dalam memahami Allah.
Ayat ini dituliskan Paulus kepada jemaat di Korintus yang adalah jemaat yang dia rintis di awalnya. Namun sepeninggal Paulus ada rekan-rekan pelayan lain seperti Kefas dan Apolos yang juga melayani jemaat Korintus. Kondisi ini kemudian menimbulkan perselisihan di antara jemaat dengan pengelompokan-pengelompokan yang tidak perlu; seorang mengatakan sebagai kelompok Paulus, yang lain kelompok Apolos, dst. Menarik ketika melihat tanggapan Paulus atas kasus ini. Paulus tidak meninggikan diri dan mengukuhkan posisinya sebagai perintis, namun justru mengapresiasi mereka yang membangun di atas dasar yang telah dia letakkan. Semper reformanda, terus dibangun, terus dilengkapi. Dengan kata lain, tidak masalah dan malah sesuatu yang baik untuk terus mengembangkan dari apa yang telah ada sebelumnya. Namun di sisi lain Paulus dengan tegas mengatakan, Jangan Ubah Fondasinya!. Setiap orang boleh membangun, tapi tidak boleh membangun seenaknya. Fondasinya harus tetap sama, yaitu Kristus!
Dengan pemikiran yang sama kita dapat mengatakan, tidak masalah dan malah baik untuk terus mengembangkan pemikiran-pemikiran teologis kita terkait konteks zaman, tapi jangan ubah fondasinya!. Perlu tolok ukur agar apa yang dibangun tidak melenceng dari yang semestinya. Perlu untuk terus berpijak pada Kristus. Perlu untuk terus melihat pada Firman-itulah pentingnya anak kalimat terakhir; Secundum Verbum Dei (seturut Firman Allah) -Dan