PENDERITAAN DI MATA TEOLOGIA PEMBEBASAN

Maka jawab Ayub kepada TUHAN:”Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui. Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku. Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
(Ayub 42:1- 5)

Teologia Pembesan muncul pada pada abad ke-2 seiring banyaknya permasalahan dunia yang sedang tidak merdeka dinilai dari sudut pandang keadilan sebagai manusia yang sama di hadapan Tuhan. Dunia harus merdeka dari tindakan menindas sesama, bahkan yang kaya dan memiliki jabatan harus membela dan memperhatikan kebutuhan rakyat kecil dan miskin.
Tokoh penggagas Teologia Pembebasan ini salah satunya Gustavo Gutierres, imam Katolik asal Peru. Dia mengutip kita Ayub di atas untuk membela dan menghibur orang-orang Kristen yang masih dalam jajahan bangsa tertentu dan sedang menderita.
Kalau kita memperhatikan konteks kebenaran atau teologia nats di atas bahwa Ayub sedang diuji imannya oleh Allah untuk semakin bertumbuh, melalui penderitaan yang Tuhan ijinkan. Sehingga, di ayat ke- 5, Ayub berkata, hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Jadi, Ayub bisa melawati da nada perkataan yang menunjukkan bahwa ia bertumbuh dalam mengenal Allah.
Jadi, kalau para penganut Teologia Pembebasan membela serta menghibur orang yang sedang terjajah, bisa salah kaprah. Menghibur dan mengatakan bahwa Tuhan menguatkan mereka, tapi konteksnya beda. Mungkin mereka terjajah karena mereka sendiri, misalnya, sejauh mana hubungan mereka dengan Tuhan, bagaimana mereka hidup, bagaimana mereka berjuang. Yang sangat mungkin tidak ada kait-mengkait dengan Tuhan menguji iman Ayub. Dibutuhkan iman yang kritis dan pemahaman yang dalam untuk meresponi semua ini. Marilah kita terus belajar akan kebenaran melalui membaca dan melakukan Firman. Tuhan menolong kita. -FD