TEOLOGI DAN HIKMAT MANUSIA (2)
Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. 1Kor 2:4-5
Terimalah didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan. Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apa pun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya. Ams 8:10-11
Pertanyaan-pertanyaan yang juga sering muncul dalam diskusi dan upaya untuk membumi-kan teologi adalah Apakah ini benar untuk dilakukan? Apakah ini bermoral? Apakah melakukan hal ini sesuai dengan Kitab Suci? dan lain sebagainya. Tentu saja pertanyaan-pertanyaan seperti itu penting untuk direnungkan, karena apa yang kita lakukan haruslah benar, bermoral dan sesuai dengan Kitab Suci. Namun bukankah kita juga menyadari bahwa dalam beberapa kasus, pertanyaannya tidak sesederhana itu? Terkadang kita harus mengakui bahwa ada hal-hal yang benar, bermoral dan sesuai firman, namun tidak terlalu tepat untuk kita lakukan. Memberikan sejumlah uang kepada pengemis di perempatan jalan adalah hal yang secara moralitas benar dan sesuai dengan prinsip kasih dalam Kitab Suci, tapi kita tahu, melalui kaca mata yang lebih luas, tindakan itu kurang tepat untuk dilakukan. Dalam beberapa kasus, tindakan kita yang mengasihi justru menjadi tindakan yang tidak membangun dan malah membuat orang tertentu tidak bertumbuh.
Di sana lah sekali lagi kita perlu untuk memohon hikmat Allah dalam bersikap dan bertindak. Bukan akhirnya menahan kita untuk berbuat baik dan menggimplementasikan teologi kita, namun meminta hikmat Allah untuk dapat menemukan sebuah pendekatan yang lebih tepat dan membangun. Sehingga tindakan kita tidak hanya dilakukan sebagai tindakan emosional belaka. Bahkan tindakan kita tidak hanya dilakukan karena pertimbangan dan perhitungan manusiajika aku melakukan ini, apa untungnya buat aku, dll. Namun tindakan kita dapat dilakukan dengan dasar yang benar, motivasi yang benar, cara yang benar, kepada orang yang benar. Kiranya hikmat Allah yang senantiasa menolong kita. -Dan