TEOLOGI DAN PERASAAN MANUSIA

Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, Yer 17:9-10a

Salah satu faktor terjadinya kesalahan dalam proses pengukuran adalah apa yang disebut sebagai kesalahan titik nol. Kesalahan ini terjadi karena titik nol skala pada alat yang digunakan tidak tepat berhimpit dengan jarum penunjuk, atau jarum penunjuk tidak bisa kembali tepat pada skala nol. Akibatnya, hasil pengukuran dapat mengalami pengurangan atau penambahan sesuai dengan selisih dari skala nol semestinya. Kita mungkin pernah mengalami ini ketika, misalnya, membeli barang satu kilo di pasar tapi ternyata barang yang kita dapatkan tidak genap satu kilo ketika ditimbang di rumah. Kita menyimpulkan, alat timbang yang di pasar keliru. Jika alat ukur yang digunakan bermasalah, maka hasil ukurannya pun akan bermasalah. Terkait dengan teologi, pelayanan dan proses kehidupan, terkadang kita juga menempatkan alat ukur yang bermasalah untuk menilai. Alat ukur itu namanya hati. Terkadang kita suka menilai segala sesuatu dari apakah hal tersebut membuat hati kita nyaman, tenang, tenteram, damai, sukacita, atau tidak. Jika sesuatu tidak membuat hati kita nyaman dan damai, maka kita menilai itu adalah suatu hal yang salah, dan sebaliknya, jika hal tersebut nampaknya menyenangkan dan membuat kita damai, maka kita simpulkan itu adalah hal yang benar. Persoalannya, Alkitab mengatakan bahwa setelah kejatuhan dalam dosa, hati kita begitu licik (deceitful, penuh dengan tipu daya), lebih licik dari segala sesuatu. Bagaimana kita dapat mendasarkan segala sesuatu pada hati kita jika hati kita sendiri bermasalah? Seperti dikatakan beberapa orang, The heart of the human problem, is the problem of the human heart. Kesalahan titik nol dalam sistem ukur dapat dikarenakan alat sering digunakan dan tidak pernah dikalibrasi, sehingga solusinya adalah dengan mengkalibrasi ulang alat tersebut menggunakan alat yang sudah terstandarisasi. Demikian pula dengan hati kita yang licik karena dosa perlu untuk terus dikalibrasi di dalam dan melalui Injil Kristus yang sejati. Jangan pernah menganggap Injil sebagai berita usang bagi kita yang sudah Kristen, karena kita terus memerlukan Injil untuk mengkalibrasi hati kita yang berdosa ini hari demi hari. -Dan