BELAJAR DARI SEJARAH
5Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
6Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, 1 Korintus 10:5-6
Seorang filsuf Yunani bernama Marcus Tullius Cicero (106 SM-43 SM) mengatakan bahwa sejarah adalah guru kehidupan karena peristiwa di masa lampau menjadi pelajaran untuk menjalani masa depan yang lebih baik. Hal serupa Paulus ajarkan kepada jemaat Korintus yang suka memegahkan diri karena merasa memiliki prestasi kerohanian yang baik dan karunia-karunia yang tampaknya spektakuler, ataupun yang merasa memiliki kebebasan karena merasa sudah lepas dari belenggu Taurat, tetapi sembrono menggunakan kebebasan tersebut.
Itulah sebabnya Paulus mengingatkan mereka melalui kisah-kisah bangsa Israel. Ayat 1-4 berbagai peristiwa dahsyat yang Tuhan lakukan untuk menyertai bangsa Israel (tiang awan, tiang api, melewati laut teberau, air minum yang keluar dari batu karang). Namun demikian, ternyata mukjizat Tuhan dalam berbagai peristiwa dahsyat tersebut tidak membuat bangsa Israel bersandar kepada Tuhan. Sebaliknya, setiap ada tantangan, mereka bersungut-sungut kepada Tuhan, sehingga akhirnya Tuhan menewaskan 1 generasi mereka (Bil. 14:22, 29-30).
Mari kita senantiasa belajar bersandar kepada Tuhan dalam seluruh perjalanan hidup kita. Segala mukjizat tidak akan berarti kalau kita tidak memiliki hidup yang bersandar total kepada Tuhan. -VA