IDENTITAS YANG MEMBINGUNGKAN
35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi
Suatu kali seekor anak unta yang berusia 3 tahun bertanya kepada induknya, Mama, kenapa sih telapak kaki saya besar sekali dan hanya ada 3 jari saja? katanya penasaran sambil mengangkat kakinya. Ohanakku, dengarlah. Kita kan unta, bukan manusia. Kalau manusia jari kakinya lima. Kaki unta seperti yang kau miliki lebih bagus dan kuat, khususnya untuk melewati padang guru yang luas. Dengan kaki lebar sedemikian, tidak akan tenggelam dalam pasir yang panas sekalipun. Jawab induknya tersenyum. Lalu, mengapa bulu mataku panjang? Tanya si anak unta tidak puas. Begini nak, waktu kita berjalan di padang gurun, pasi-passir biasanya beterbangan karena angin, bulu mata yang panjang itu melindungi matamu dari kemasukan pasir. Jawab ibunya meyakinkan. Lalu mama, mengapa punggungku ada punut? Tanya si anak karena penasaran akan penampilannya. Ohitu punuk berguna menyimpan air banyak, sehingga waktu kita melewati padang gurun yang panas walau kita tidak minum berhari-hari, kita masih betahan karena air di punut itu. Jawab sang mama menjelaskan. Si anak unta yang mendengar penjelasan mamanya mengangguk-angguk kepalanya tanda mengerti. Setelah dia terdiam cukup lama, kemudian dia berkata lagi, Mama, jadi kita punya telapak kaki besar, punya bulu mata yang panjang dan lebat dan punut di punggung yang menandakan kita ini unta yang biasa hidup di padang gurun ya, kan? katanya sambil memandang mamanya dengan wajah berkerut. Lalu, ini pertanyaan saya, kenapa kita tinggal di kebun binatang? katanya sambih mengangkat kepalanya tanda semakin bingung. Si mama terdiam seribu bahasa karena bingung juga serta tidak bisa menjawab pertanyaan si anak. Ini hanya cerita humor, tetapi pertanyaan serupa menjadi serius ketika kita
bertanya pada diri kita sebagai orang Kristen, mengapa kita tidak bisa mengasihi? Mengapa kita tidak bisa hidup dalam lingkungan kasih? Bukankah kasih adalah identitas kita sebagai murid, seperti apa yang dikatakan Tuhan Yesus di atas? Memang ketika manusia jatuh di dalam
dosa, gambar Allah, salah satunya kasih menjadi kabur, rusak. Tetapi, setelah kita diselamatkan, Allah melalui Roh Kudus, memulihkan gambar Allah/kasih itu kembali. Jadi semestinnya kasih itu menjadi identitas diri kita, yang pasti nyata dalam perkataan dan perbuatan kita. -FD