PERBUATLAH DEMIKIAN
36Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” 37Jawab orang itu: “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!” Lukas 10
Kebenaran yang terkandung di dalamnya ditarik dari mulut si ahli Taurat itu sendiri. “Sekarang katakan kepada-Ku,” kata Kristus, “Siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu, imam, orang Lewi, atau orang Samaria itu? Siapakah dari antara mereka yang berlaku sebagai sesama manusia?” Ahli Taurat itu tidak bersedia menjawab pertanyaan ini seperti yang seharusnya dilakukan olehnya, yakni “Tidak bisa diragukan lagi, orang Samaria itulah.” Sebaliknya, ia hanya berkata, “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya. Tidak diragukan lagi, dialah yang menjadi sesama yang baik, bahkan sangat baik, bagi orang itu, dan haruslah aku katakan bahwa sungguh baiklah perbuatannya itu dalam menyelamatkan orang Yahudi itu dari kematian.” Kewajiban
yang disimpulkan dari kata tadi ditanamkan ke dalam hati nurani si ahli Taurat itu sendiri: Pergilah, dan perbuatlah demikian. Kewajiban dalam berbagai hubungan sifatnya timbal balik, saling berbalasan. Seperti yang dikatakan Grotius, sebutan teman, saudara, sesama manusia di sini berarti tōn pros ti – sama-sama mengikat bagi kedua belah pihak. Jika salah satu pihak terikat, maka pihak yang lain tidak
dapat terlepas, seperti yang disepakati dalam semua perjanjian. Bila seorang Samaria melakukan perbuatan baik yang dapat menolong orang Yahudi yang berada dalam kesukaran, sudah barang tentu seorang Yahudi tidak berbuat baik apabila ia tidak bersedia menolong orang Samaria yang sedang mengalami kesulitan. Tugas mulia ini harus dilakukan secara timbal balik. “Oleh sebab itu pergilah dan perbuatlah
seperti yang dilakukan orang Samaria itu, bila mendapat kesempatan: tunjukkan belas kasihan kepada orang-orang yang membutuhkan pertolonganmu, dan lakukanlah dengan tulus, serta dengan penuh kepedulian dan rasa kasih, meskipun mereka tidak sebangsa dan seagama denganmu, atau sependapat dan sekelompok dalam bidang iman kepercayaanmu. Biarlah kemurahan hatimu meluas sebelum engkau membanggakan diri telah menjalankan perintah utama mengasihi sesamamu manusia.” Ahli hukum ini menilai diri sangat tinggi karena ia belajar serta
tahu banyak tentang hukum dan menyangka dapat membuat Kristus kebingungan. Ternyata Kristus menyuruhnya belajar dari seorang Samaria agar memahami kewajibannya. “Pergilah, dan perbuatlah seperti dia.” Perhatikanlah, sudah menjadi kewajiban kita semua di mana pun kita berada, dan sesuai dengan kemampuan kita, untuk menopang, menolong, dan membebaskan semua orang yang sedang berada dalam kesulitan dan kekurangan, terutama para ahli hukum. Di dalam hal ini kita harus belajar untuk mengungguli orang-orang yang suka membanggakan diri
sebagai imam dan orang Lewi. -JP