GEREJA DAN HOLISTIC MINISTRY
19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Mat 28:19-20.
Ketika saya pulang kampung kemarin (Desember) dan saya berjumpa dengan beberapa pemuda, baik yang menetap di kampung maupun yang memang pulang liburan dari kota-kota lain. Lalu momen itu kita gunakan untuk cerita-cerita tentang pengalaman hidup dirantau orang dan juga cerita tentang seputaran peran gereja dalam bermisi. Yang menarik adalah pandangan mereka tentang pelayanan misi di gereja rata-rata berpendapat bahwa itu adalah hak sepenuhnya dikerjakan hamba Tuhan, mereka yang awam atau jemaat tidak punya kewenangan atau tanggungjawab dalam melakukan pelayanan tersebut (terlibat pelayanan atau tidak terlibat pelayanan sama saja). Ternyata konsep ini lahir dari pengertian tentang pelayanan hamba Tuhan jauh lebih didengar oleh Tuhan ketimbang mereka yang awam atau jemaat biasa. Padahal belum tentu juga!, sehingga akan lebih baik kalau semua pelayanan yang ada di gereja di handle oleh hamba Tuhan. Pengertian seperti ini, sangatlah miris di tengah-tengah jemaat yang usianya sudah cukup dewasa, tetapi inilah realita. Apakah ini hanya sebuah alasan untuk lepas dari tanggungjawabnya sebagai orang percaya atau memang sesungguhnya berangkat dari pengertian yang keliru. Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa kegiatan rohani dan kegiatan jasmani itu adalah sesuatu yang berbeda, yang rohani memiliki nilai tambah sementara jasmani tidak. Tentunya hal ini sesuatu yang keliru juga, karena seolah-olah membatasi kemahakuasaan Allah. Yang rohani mendapatkan tempat sementara yang jasmani adalah pelayanan yang dipandang sebelah mata. Yang rohani mendapatkan apresiasi sementara pelayanan jasmani tidak mendapat apresiasi. Saya percaya bahwa pandangan ini lahir dari generasi sebelumnya, yang secara tidak langsung diteruskan oleh orang tua bahkan tua-tua dalam gereja, kepada generasi ini. Jadi dari kasus diatas memberikan kita kesimpulan, bahwa pelayanan misi gereja, hanya bisa diakses hamba Tuhan dan baru dikatakan pelayanan ketika itu di gedung gereja, diluar itu semua bukan pelayanan. Kalau kita bicara tentang pelayanan holistic maka kita akan dibawah pada pengertian pelayanan yang bersifat menyeluruh, seluruh aspek kehidupan kita yaitu manusia yang terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh, dan manusia yang mempunyai kaitan-kaitan sosial, budaya, ekonomi, hukum, dan politik dengan lingkungannya. Sehingga dengan pengertian seperti ini gereja punya tanggungjawab sangat luas, gereja tidak hanya bicara tentang dirinya sendiri tetapi juga bicara tentang diluar dirinya. Jadi, seharusnya kita tidak punya alasan lagi untuk tidak bisa terlibat dalam misi Allah karena semua bisa dilakukan dimana, kapanpun dan dalam bentuk apapun. Jadi melalui bulan misi ini kita kembali dingatkan dan mengerjakan misi bukan untuk berkompetisi tetapi sebagai pemantik semangat untuk terus menjalankan misi Allah dalam segala kondisi dan dalam bentuk apapun. Roma 12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Doa: Tuhan mampukan saya untuk lebih pekah dan semakin semangat dalam melayaniMu. Amin. -Gun