AMANAT AGUNG MANDAT UTAMA (?)

18 Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28

Mungkin ada di antara kita akan menanyakan mengapa judul di atas diberikan tanda tanya (?) dalam tanda kurung? Apakah berarti kita akan meragukan bahwa Amanat Agung sebagai mandat Utama? Terkait dengan hal ini seharusnya kita sebagai orang percaya & gereja Tuhan tidak boleh meragukannya. Tak ayal lagi semua gereja TUHAN menerima Amanat Agung sebagai mandate utama yang sekaligus menjadi sebuah identitas dari gereja TUHAN. Dengan kata lain, tidak ada gereja yang tidak beragenda Amanat Agung, tidak ada gereja yang tidak melaksanakan Amanat-Nya ini. Tatkala gereja tidak mengagendakan dan melaksanakan maka seharusnya pantas diragukan apakah gereja tersebut adalah gereja-Nya? Bagaimanakah akan disebut sebagai gereja-Nya bila gereja tidak melakukan perintah/amanat Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja, Raja Gereja dan Pemilik Gereja? Namun di sisi lain, kita harus melihat Amanat Agung ini sebagai sebuah mandate yang akan terkerjakan bila ada situasi & kondisi yang terjadi, hal yang dimaksud bukanlah pada kondisi eksternal di luar gereja. Tetapi justru situasi & kondisi di dalam gereja itu sendiri. Misalkan saja, bila kita merujuk pada perenungan kemarin, tatkala bermunculan respon-respon yang beragam bahwa Amanat Agung adalah tanggung jawab murid Yesus (pendengar pertama) saja; atau Amanat Agung adalah tanggung jawab gereja TUHAN secara institusional saja dan bukan tanggung jawab gereja secara personal yang mengaku-aku sebagai orang percaya maka bagaimana mungkin respon demikian akan membuat, mengarahkan dan menerima Amanat Agung sebagai Mandat Utama? TIDAK MUNGKIN. Hal lain, dapat dikatakan gereja (institusional & personal) selalu merupakan produk Amanat Agung, atau akibat pelaksanaan Amanat Agung maka sudah sewajarnya bila gereja melanjutkan Amanat Agung itu sendiri di dalam kehidupannya, sekalipun kita menyadari semua harus di-PROSES untuk bisa mengerjakannya. Nah itu, tugas lain dari gereja-Nya. -JP