BUKAN PROBLEM FINANSIAL
1Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. 2Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. 3Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. 4Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. 5Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami. 2 Korintus 8
Berbagi adalah kata yang mudah untuk kita ucapkan kepada orang lain tetapi tidak terlalu mudah untuk kita lakukan. Dalam bacaan di atas Paulus mendorong jemaat di Korintus untuk mendukung pelayanan jemaat di Yerusalem, sebelumnya Paulus memberi contoh kehidupan jemaat di Makedonia, yang kehidupan finansial mereka sangat jauh dari cukup, bahkan dikatakan mereka sangat miskin – kata miskin ada komanya bukan titik karena ada sebuah penjelasan yang sangat baik – namun mereka kaya dalam kemurahan, dalam memberi, dalam memperhatikan, dalam berbagi. Hidup menjadi berkat seperti yang Tuhan Yeus kehendaki bukan tunggu berapa yang kita punyai atau apa yang kita punyai, karena manusia yang berdosa ini membuat kita tak akan pernah merasa cukup untuk berbagi, cukup untuk memberi. Itulah sebabnya betapa pentingnya kita menyadari apa yang kita sekarang miliki itu semua pemberian Tuhan, sebuah kepercayaan yang Tuhan berikan semasa hidup di dunia ini untuk kita kelola, bukan untuk memperkaya diri kita sendiri. Perintah memberi itu menolong kita untuk melakukan Firman Tuhan dan menyikapi harta sebagaimana yang IA kehendaki. Hidup dalam kasih tanpa harus menunggu mempunyai kelebihan tetapi dari apa yang kita punyai. Ketakutan terbesar manusia adalah berkekurangan, sementara hukum logisnya tatkala kita memberi berarti ada sesuatu yang berkurang di dalam diri kita, lalu siapakah yang dapat memberi jaminan bahwa kita tidak akan berkekurangan. Di kancah itulah iman kita mesti berdinamika untuk manaruh percaya bahwa IA adalah Allah Pemelihara & yang memberkati.
-HP