KERJA KERAS: KUNCI EMAS MEMASUKI FINISHING WELL (3)

“Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. MATIUS 25:19-23

Semua orang pasti berkeinginan menjadi orang yang berhasil: dalam studi, pekerjaan atau profesi. bagaimana supaya keinginan itu bisa terwujud? Seorang karyawan pasti berandai-andai bekerja di sebuah perusahaan bonafit, di mana ia akan mendapatkan gaji tinggi dan fasilitas memadai. Seringkali kita hanya melihat hasil atau sesuatu yang kelihatannya sudah enak dan mapan; tetapi pernahkah kita berpikir bahwa di balik itu semua dibutuhkan kerja keras? Seorang karyawan yang bekerja keras dan penuh dedikasi pasti akan mendapatkan upah yang sesuai. Janganlah kita malas dalam mengerjakan segala sesuatu,sebab “Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.” (Ams. 19:15). Sebaliknya, jadilah seorang pekerja keras. Mengapa kita harus bekerja keras? Karena Tuhan kita adalah Tuhan yang bekerja, bukan Pribadi yang suka bermalas-malasan atau berpangku tangan saja. Ia berkata, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” (Yoh. 5:17),bahkan “Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.” (Mzm. 121:4). Kalau Tuhan sendiri saja bekerja keras, apakah kita sebagai umatNya hanya akan bermalas-malasan dan mau menerima hasilnya saja? Dan memperhatikan pembelajaran kita dari perumpamaan talenta maka selain kesetiaan dan bertanggung jawab, ada kunci emas yang ketiga yang dapat membuka pintu kesuksesan kita sebagai seorang hamba yang baik dan sarat pujian adalah dengan kerja keras. Ketika sosok hamba yang diberikan kepadanya lima dan dua talenta maka respon yang diceritakan di sana, dikatakan bahwa segera setelah itu mereka menjalankan talenta yang dipercayakan kepadanya. ada nada kesegeraan yang kita tangkap di sana dan pastinya itu terkait dengan kesanggupan yang semula telah diperbincangkan di awal. Kesanggupan yang dipandang sebagai komitmen awal mula, memang perlu terus dipupuk dengan tindakan yang terukur dan terus menerus yang kita kenal dengan kata kerja keras. kerja keras di sini bukan dipahami sebagai kerja yang membabi buta dan tidak ada nilai ukur kualitas dan kuantitas, melainkan kerja yang didasarkan pada satu tujuan awal mula yakni bicara tentang kesanggupan. Bahwa setiap orang yang telah menerima talenta itu, apakah satu, tiga atau lima atau sepuluh harus menjalankan talenta itu, supaya memperoleh hasil semakin banyak atau lebih baik. Orang yang tidak bersedia mengembangkan talentanya sama dengan ia menenggelamkan masa depan hidupnya sendiri dan menolak anugerah Tuhan itu. Dan bahwa untuk menjalankan talenta itu, Tuhan mengajarkan kita untuk mengedepankan kerja keras. Artinya tidak ada orang yang berhasil, tidak ada orang yang sukses secara instan, tetapi selalu saja membutuhkan kerja keras, dalam menekuni pekerjaannya dan siap berkorban. Jadikan Anda menjadi hamba yang bekerja keras. -ANT