PUTUS ASA & KECEWA?

13(88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu. 14(88-15) Mengapa, ya TUHAN, Kaubuang aku, Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku? 15(88-16) Aku tertindas dan menjadi inceran maut sejak kecil, aku telah menanggung kengerian dari pada-Mu, aku putus asa. 16(88-17) Kehangatan murka-Mu menimpa aku, kedahsyatan-Mu membungkamkan aku, 17(88-18) mengelilingi aku seperti air banjir sepanjang hari, mengepung aku serentak. 18(88-19) Telah Kaujauhkan dari padaku sahabat dan teman, kenalan-kenalanku adalah kegelapan. Mazmur 88

Salah satu (dari sekian banyak) pelayanan yang berkesan adalah ketika melakukan perjalanan ke lokasi pelayanan yang harus melewati jalan yang sulit dan berada di daerah hutan di mana terpisah jauh dari pemukiman penduduk. Problem yang kami hadapi muncul tatkala hujan mengguyur perjalanan yang secara cepat mengubah jalanan menjadi sangat berlumpur. Motor yang kami gunakan tidak sanggup bergerak, kami harus membersihkan lumpur tanah liat yang melekat di antara roda & spakbor motor. Jalan pintas yang kami lakukan, dengan sekuat tenaga meminggirkan & mengikat motor itu di sebuah batang pohon yang bada di tengah hutan tersebut. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki, dan malam hari kami melayani di desa terpencil itu.
Pergumulan yang berat, situasi yang sulit, tiada pertolongan dari seorangpun di sekitar, bahkan campur tangan pihak TUHAN tidak terjadi membuat pemazmur berada dalam ke-terpencilan-nya. Ia (secara manusiawi) berjalan sendiri dan berkenalan? Bersahabat dengan kegelapan. Dalam kondisi seperti ini akankah ia berujung pada keputus-asaan? Akankah ia menuai kekecewaan?
Kekecewaan akan terjadi bila pemazmur menaruh harap kepada pribadi yang salah. Ia berharap kepada TUHAN. Tuhan menyertai perjalanan yang harus berlanjut sekalipun melewati hutan permasalahan sampai menjumpai tempat di mana kasih & penyertaannya dinyatakan.
-HP