MENANTI DENGAN SABAR

4. Lesu aku karena berseru-seru, kerongkonganku kering; mataku nyeri karena mengharapkan Allahku. 14. Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya TUHAN, pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!
Mazmur 69:1-4, 14-19

Pekerjaan paling membosankan adalah menunggu. Ungkapan ini seringkali dikaitkan dengan ketidaksabaran dalam menanti akan sesuatu. Apalagi jika sesuatu yang dinantikan tersebut tidak pasti kapan akan datang. Maka pekerjaan menanti ini akan terasa sangat sia-sia.
Mazmur 69 ini berisi ungkapan permohonan pemazmur kepada Tuhan yang disampaikan secara berulang-ulang. Permohonan yang disampaikannya merupakan suatu permintaan agar Tuhan menyelamatkannya dari berbagai kondisi sulit yang di hadapinya. Ayat 4 menekankan bahwa karena begitu banyaknya doa yang ucapkannya dan air mata yang diteteskannya membuat sang pemazmur menjadi lesu. Mengapa pemazmur harus terus mengulang seruan minta tolong kepada Tuhan? Karena ia belum merasakan doanya dijawab oleh Tuhan. Ia masih menderita, ia masih merasakan kesulitan, musuhnya pun semakin menyiksanya. Lalu apakah akhirnya pemazmur mengeluh dan berhenti berharap? Ayat 14 menunjukkan bahwa ia tetap menanti; ia tetap berharap dan ia tetap berseru kepada Tuhan. Hanya Tuhan yang dia rindukan dalam hidupnya. Pemazmur percaya bahwa Tuhan adalah Allah yang setia dan penuh belas kasihan. Ia pasti akan menjawab dan memperhatikan penderitaannya.
Seringkali ketika menghadapi masa-masa sulit, kita merasa sendirian, kita merasa ditinggalkan. Seolah-olah kita berjuang sendiri. Sehingga membuat kita tidak sabar dan ingin segera keluar dari dalam kesesakan. Padahal Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Terkadang dalam jawaban doa, Tuhan meminta kita untuk sabar menanti, menunggu sebentar lagi, bertahan sedikit lagi karena ada rencana indah yang sudah Tuhan sediakan untuk kita.
Mungkin saat ini kita sedang menanti jawaban doa yang tak kunjung datang. Mungkin kita hampir putus asa karena keadaan di sekeliling kita mulaiterasa mencekik. Mari menanti dengan sabar sambil terus berseru kepada Tuhan. Percaya Tuhan pasti mendengar dan menjawab dengan indah. Sehingga kita bisa berkata bahwa, Kesempatan terbaik selalu datang saat sabar menunggu. -AYT