PANGGILAN HIDUP ORANG YANG DIMERDEKAKAN ADALAH MEMERDEKAKAN ORANG LAIN

11. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. 12. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. 13. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. 14. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia. (ROMA 6:11-14)

Bacaan Alkitab
Keluaran 33:1-23

Karena kemerdekaan sejati di dalam Kristus itu memimpin kita untuk tunduk kepada kehendak Allah maka sesungguhnya hidup orang percaya itu benar-benar mengasihi Allah dan meletakkan Allah di atas segala-galanya. Bagaimana kita bisa membedakan orang percaya yang mengalami kemerdekaan sejati dan yang belum? Memang tidak mudah jika kita diminta untuk menunjukkan hal yang lahiriah, tetapi keadaan orang
Kristen yang tidak/belum mengalami kemerdekaan sejati biasanya terlihat dari motivasi : (1) Melakukan firman karena takut akan hukuman dan berpandangan bahwa Allah bengis dan menakutkan; (2) Melakukan Firman sebagai suatu taurat/hukum yang mengikat (legalisme) sehingga orang tersebut sulit mengasihi sesamanya dan cenderung menghakimi orang lain; (3) Menyalahgunakan kebebasan dengan beranggapan merdeka adalah bebas sebebas-bebasnya, berbuat tanpa peduli peraturan hukum, perasaan, hak orang lain dan merusak diri sendiri yang pada akhirnya orang tersebut justru diperbudak oleh hawa nafsunya sendiri. Sesungguhnya ini bukan kemerdekaan dari Tuhan melainkan pemberontakan (lawlessness). Seseorang yang percaya dan telah menerima kasih Allah akan berespon untuk memilih tinggal dalam persekutuan dengan Allah sepanjang umur hidupnya, Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. (Yoh. 15:9). dan orang tersebut akan memakai kehendak bebasnya untuk menuruti perintahNya. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Orang yang telah menerima kasih Bapa dapat mengalirkan kasih itu kepada orang lain. Seseorang hanya dapat memberi sesuatu yang dia punya, begitu pula sebaliknya. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabatsahabatnya. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain. (Yoh. 15:10,12,13,17). Kasih yang demikian adalah kasih Agape yang berasal dari Allah. Ciriciri kasih Agape terdapat di dalam 1 Korintus 13:4-7 bahwa orang yang memiliki kasih Agape itu pasti sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran, menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Semua kesempurnaan nampak disana dan itu menjadi pekerjaan rumah super panjang seumur hidup diaplikasikan ke orang lain sampai orang itu melihat ada kemerdekaan juga dalam dirinya. Itu hakekat memerdekakan orang lain. -ANT