BUKTI KEPEDULIAN ALLAH: MELEPASKAN KITA DARI MURKA ALLAH
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Roma 5:8-10
Bacaan Alkitab
2 Petrus 2:1-21
Jikalau hanya berhenti pada pemahaman kematian Kristus sebagai bukti kasih dan kepedulian Allah, maka kematiannya merupakan kematian yang tidak ada harganya. Oleh sebab itu, Paulus menjelaskan lebih lanjut alasan mendasar mengapa Kristus harus mati: Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Jadi, kematian Kristus merupakan keharusan untuk mendatangkan pembenaran, keselamatan dan pendamaian antara manusia dengan Allah.
Mengapa pembenaran, pendamaian dan keselamatan dari murka Allah membutuhkan korban kematian Kristus di kayu salib? Paulus menjelaskan, karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Perlu ditegaskan lagi, bahwa upah atau hukuman dosa sudah final, yaitu maut. Kepada jemaat di Efesus, Paulus menyebut dirinya sebagai orang berdosa, seteru atau musuh Allah, dan layak menerima murka Allah (lih. Ef. 2:3, Rm. 5:10). Tidak ada seorangpun yang bisa melepaskan diri dari murka Allah (lih. Rm. 7:24). Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat dan karena kasih-Nya yang besar, melepaskan dan menyelamatkan Paulus (juga saya dan anda) dari murka Allah, melalui kematian anak-Nya.
Yohan candawasa mengatakan, jika seseorang melakukan pembunuhan berencana, dan di tuntut hukuman 30 tahun penjara, apakah hukuman itu sudah maksimal? Belum, kerena masih bisa ditambah menjadi seumur hidup. Tetapi seumur hidup bukanlah hukuman yang paling maksimal. Lalu apakah hukuman yang paling maksimal? Hukuman paling maksimal adalah hukuman mati, dan tidak mungkin ditambah lagi. Dengan demikian mengertilah kita, mengapa Kristus harus menerima murka Allah atas dosa-dosa kita, Ia rela menanggungnya di atas kayu salib, dan mati bagi kita. -SP
Refleksi: beranikah kita berkata: pada dasarnya aku adalah orang yang harus dimurkai, tetapi Kristus membebaskanku melalui kematian-Nya.