BUKTI KEPEDULIAN ALLAH: MEMBERI SEGALANYA

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa Roma 5:8

Bacaan Alkitab
2 Petrus 1:1-20

Petanyaan penting yang perlu kita pikirkan selanjutnya adalah: mengapa kasih dan kepedulian Allah yang terbesar dan teragung harus diwujudkan dengan kematian Anak-Nya? Alkitab berkata semua orang berdosa, dan upah dosa ialah maut (lih. Rm. 3:23, 6:23). Tidak ada yang bisa membebaskan manusia dari hukuman dosa. Tepat seperti pernyataan Yesaya yang berkata: celakalah aku, aku binasa, sebab aku orang yang najis bibir (lih. Yes. 6:5). Hal yang sama diungkapkan oleh Paulus yang berkata: Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? (lih. Rm. 7:24). Baik Yesaya maupun Paulus sama-sama mengakui, bahwa hukum Taurat yang mereka pegang selama ini tidak dapat melepaskan mereka dari dosa dan maut.
Jadi, jelas tidak ada harapan bagi manusia berdosa. Sebab dengan cara apapun manusia tidak akan mampu melepaskan diri dari hukuman dosa. Tidak ada jalan yang memungkinkan manusia diselamatkan. Tetapi Paulus berkata: syukur kepada Allah, Ia menyelamatkanku melalui kematian Anak-Nya. Benar upah dosa ialah maut, tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal melalui kematian Kristus. Ya, karena kasih dan kepedulian Allah kepada kita, Ia rela memberikan Anak-Nya yang tunggal (satu-satunya), supaya melalui kematian Anak-Nya kita diselamatkan. Menurut Yohan Candawasa, kematian Kristus itu menunjukkan, bahwa kasih-Nya adalah kasih yang memberi tanpa menyisakan suatu apapun untuk diri-Nya sendiri.
Yesus pernah berkata: Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya (lih. Yoh 15:13). Ketika seseorang pria membuktikan cintanya dengan setangkai bunga, hadiah mobil, rumah, perhiasan mewah, dan semua hartanya apakah bisa disebut sudah memberikan segala-galanya? Seandainya anda adalah wanita yang dicintainya, pasti anda akan berkata belum cukup! Lalu kapan pria ini bisa berkata semua telah kuberikan? Ketika nyawanya pun ia berikan, sehinga tidak ada lagi yang tersisa. Jadi, ketika Allah membuktikan kasih dan kepedulian-Nya di dalam kematian Kristus, Allah telah memberikan segala-galanya. -SP
Refleksi: jika Allah rela memberikan segala-galanya, Ia tidak menyayangkan Anak-Nya, pertanyaannya: apa yang sudah kita persembahkan untuk Tuhan?