MERENDAHKAN & DIRENDAHKAN

5Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 6yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Filipi 2

Bacaan Alkitab
Ibrani 3:1-19

Salah satu perenungan menarik yang bisa kita angkat dari bacaan di atas adalah Allah yang merendahkan diri secara berlapis, yang seharusnya membuat kita semakin melihat karya Allah yang sungguh dan sangat mengasihi kita sehingga IA melakukan proses perendahan diri-Nya yang berlapis tersebut. Mari kita renungkan bersama bacaan di atas:
1. IA adalah Allah yang tidak mempertahankan kesetaraan-Nya dengan Allah. Dan IA adalah Allah itu sendiri. (ayat 6).
2. Allah → (mengosongkan diri-Nya) menjadi manusia → manusia dalam tataran hamba (ayat 7).
3. (Sebagai) Manusia yang merendahkan diri dalam ketaatan sampai mati. Dalam kematian yang paling hina → disalibkan (ayat 8).
4. Berangkat dari pemahaman kita akan karya keselamatan yang harus dikerjakan-Nya maka terdapat keidentikan antara tataran kemanusiaan-Nya sebagai hamba dengan apa yang harus dilakukan-Nya, yakni taat sampai mati. Hamba dengan karakter ketaatan.
Sementara, berdasarkan perenungan di atas setiap kita (orang percaya) diharapkan memiliki pikiran & perasaan yang terdapat dalam Yesus Kristus (ayat 5). Perlu kita tegaskan bahwa Yesus bukan sekedar menjadi (manusia) contoh dengan nilai karakter, pikiran & perasaan-Nya, dan sepanjang hidup kita mencontoh-Nya. Mustahil akan kita capai. Hanya melalui DIA dan di dalam DIA maka kita akan serupa dengan-Nya.
-JP