🗓 19 Maret 2021
📖 Markus 13:14-23
🙏 Apakah salib Anda?
Renungan
Istilah akhir zaman dan zaman akhir kadang menimbulkan pemahaman yang rancu. Yang paling sering, nas-nas yang sebenarnya membahas tentang zaman akhir justru ditunjuk sebagai tanda-tanda persis akan tibanya akhir zaman.
Natsini, seperti Markus 13 pada umumnya, tak menunjuk pada titik persis akhir zaman ketika kedatangan kedua kali Tuhan Yesus niscaya terjadi dalam waktu sangat dekat, tetapi pada zaman akhir, yaitu kurun waktu yang sebenarnya telah kita alami sekarang, tetapi yang akan diakhiri oleh kedatangan kedua Tuhan. Nats ini justru menunjuk kepada zaman akhir, persisnya awal dari zaman akhir itu. Kesalahkaprahan ini kadang berakibat kekonyolan dalam penafsiran: si pembaca jungkir-balik menyama-nyamakan berbagai unsur di dalam nas ini dengan kejadian kontemporer, lalu berkesimpulan bahwa hari kiamat terjadi tanggal sekian.
Seperti banyak bagian Alkitab lainnya, nas ini menunjuk pada zaman akhir, apa yang sedang dan akan terjadi di dalamnya, yaitu zaman yang di dalamnya kita ada sekarang. Ada dua penanda akhir zaman yang dibeberkan nas ini. Pertama, ketika si “Pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepatutnya” (14). Ayat 14-20 kerap dikaitkan dengan penghancuran Yerusalem dan Bait Allah oleh Romawi di tahun 70 M. Namun yang terpenting, hal itu menjadi konteks bagi karya Allah untuk “orang-orang pilihan yang telah dipilih-Nya” (20). Siksaan berat tidak bisa mencegah Allah berkarya bagi kebaikan umat-Nya. Tak hanya itu, tanda kedua dalam nas ini, yang menjadi sambungan dari peringatan di ayat 5-6, menyebut kemunculan para mesias palsu dan nabi palsu. Mereka berbahaya karena berupaya “sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan” (22). Para murid Yesus diperingatkan untuk waspada dan merespons secara tepat.
Nats ini mengingatkan kita untuk bersikap secara pantas sebagai murid Tuhan. Bukan menenggelamkan diri di dalam segala “berkat dan karunia”, tetapi justru waspada di tengah pusaran arus zaman yang kian kejam dan menyesatkan. Yang paling penting, kita tetap yakin bahwa kita takkan pernah bisa dipisahkan dari kasih setia-Nya.