WHEN MISSIONS GOES WRONG: LAHIR UNTUK KEBANGGAAN DIRI

Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Lukas 18:11-12

Bacaan Alkitab
Efesus 2:1-22

Nampaknya bukan menjadi hal yang asing lagi ketika kita melihat banyak tokoh yang berlomba-lomba mendatangi pelosok-pelosok daerah terpencil, menunjukkan kepedulian terhadap warga miskin, dan bahkan memberikan bantuan materi yang tidak sedikit, di masa-masa menjelang pemilihan umum. Ya, tokoh-tokoh tersebut melakukan hal-hal yang luar biasa untuk dapat menarik simpati masyarakat. Tapi sayangnya mungkin beberapa tidak murni keluar dari hati yang peduli terhadap kebutuhan masyarkat. Kita sebut itu pencitraan yang dilakukan hanya untk mendongkrak popularitas dan memenangkan suara dalam pemilihan umum. Dari sini kita tahu bahwa apa yang kelihatannya baik secara tampak luar, bisa saja dilakukan hanya untuk kepentingan dan keuntungan pribadi.
Hal yang sama juga dapat terjadi dalam konteks bermisi. Orang bisa saja melakukan hal-hal yang nampaknya menjadi misi yang luar biasa; mereka pergi ke daerah-daerah, memberitakan tentang Kristus, bahkan mungkin juga disertai dengan aksi-aksi sosial yang fantastis, tapi ternyata semua itu dikerjakan dengan motivasi untuk memperoleh keuntungan pribadi. Bermisi supaya dikenal sebagai seorang yang rohani. Bermisi supaya dikenal sebagai seorang yang dermawan. Bermisi untuk mendapatkan berkat pahala dari Tuhan. Its all about me, semua tentang aku, supaya aku mendapat kredit, sanjungan, berkat, perkenanan, dll, dan bukan tentang Kerajaan Allah dan kebenaran Injil. Kisah orang Farisi di ayat ini menjadi contoh bagiamana kegiatan rohani bisa menjadi ajang untuk mencari keuntungan pribadi. Akhirnya semua kembali kepada hati yang self-centered, bukan Christ-centered. Di bulan misi ini mari kita memeriksa diri kita masing-masing. Misi bukan semata tentang kegiatan. Misi adalah tentang hati kita di hadapan Tuhan. Dan