TO BE THE WITNESS: MENJADI SAKSI KRISTUS

12. Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” 13. Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. 14. Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapa pun juga dan berkata: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.” 15. Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. 16. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa. LUKAS 5:`12-16

Bacaan Alkitab
1 Korintus 16:1-24

Alasan klasik seorang percaya enggan menjadi saksi Kristus adalah ketidakmampuan menyampaikan Injil. Mengapa demikian? Karena tolak ukur menjadi saksi kristus berfokus pada hasil yang dicapai, yakni berhubung dengan kuantitas. Banyak gereja juga sampai dengan hari ini berpatokan bahwa pertumbuhan gereja itu nyata dari variable jumlah pendatang di tiap ibadah. Pertambahan jumlah anggota gereja menjadi tolak ukur utama gereja bertumbuh kembang. Namun apakah demikian? Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus untuk dilakukan oleh penderita kusta ketika Dia telah mentahirkan dan memulihkannya? Pertama, Tuhan menginginkan penderita kusta yang telah disembuhkan kembali ke masyarakat dan hidup sebagaimana semestinya dahulu dia hidup. Artinya verifikasi yang dikeluarkan oleh para imam adalah sebagai tiket sakti untuk kembali hidup di tengah-tengah masyarakat. Kedua, persembahan yang dilakukan sebagai bentuk ketaatan akan Taurat dan juga bagian kehidupan baru yang harus dipelihara oleh orang yang percaya baru. Ketiga, Yesus juga menghendaki bahwa Dia melarang orang itu untuk memberitahukan tentang apa yang telah Yesus kerjakan. Tentunya ini seakan-akan bertolak belakang dengan apa yang dikehendaki sesuai dengan amanat agung di Matius 28. Benarkah? Jikalau kita memperhatikan ayat 16, bahwa Yesus mengundurkan diri ke tempat yang sunyi dan berdoa sebagai bagian respon ketika melihat banyak orang berbondong-bondong datang kepada-Nya, maka kita akan menemukan hati-Nya Yesus tentang bersaksi bagi-Nya. ketika kita ingin memahami dengan baik, apa yang terpenting dalam bersaksi bagi Kristus, maka hal ini akan membukakan bagi kita pemahaman yang lebih baik. Seruan untuk melarang menceritakan apa yang Yesus kerjakan memiliki beberapa sebab: (1) Yesus memberitakan hal kerajaan Allah dengan mengajar dan bukan berdasarkan segala bentuk mujizat spektakuler yang dilakukan; (2) Yesus memberitakan hal kerajaan Allah kepada mereka yang benar-benar haus akan Kebenaran dan bukan kepada mereka yang haus akan perkara-perkara besar yang terjadi dalam hidupnya; (3) Yesus memberitakan Kerajaan Allah dengan harapan semua yang mengikutinya akan terus mengikuti dan menyediakan waktu mereka untuk terus belajar firman dan kebenaran, bukan kepada mereka yang akhirnya setelah mendapatkan apa yang diinginkan akhirnya undur dan meninggalkan pengajaran dan kebenaran. Dari hal-hal ini berarti menjadi saksi Kristus itu sangat sederhana, yakni mengajar dengan memberikan waktu untuk terus bertumbuh bersama, belajar bersama tentang kebenaran itu dan tidak pernah undur walau dan bagaimanapun keadaannya. Sangat sederhana bukan. Yesus bukan melihat hasil kuantitatifnya, berapa banyak yang sudah dibawa untuk kenal Tuhan. Tetapi membicarakan hidup bersama, belajar bersama dan bertumbuh bersama dalam mengalami Tuhan. Kerjakan demikian dan Anda akan lihat hasilnya. -Ant