Hari Ke-32
PAKAIAN KRISTUS DI SALIB
Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit satu bagian dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: “Janganlah
kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya.” Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: “Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku.” Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu. Yohanes 19:23-24 (TB)
Jubah itu pasti milik Yesus yang paling berharga. Tradisi Yahudi menuntut seorang ibu membuat jubah khusus dan menghadiahkannya kepada putranya sebagai hadiah perpisahan saat ia meninggalkan rumah. Apakah Maria melakukannya untuk Yesus? Kita tidak tahu. Tetapi, kita tahu bahwa tunik ini tanpa jahitan, ditenun dari atas sampai bawah. Mengapa hal ini penting?
Kitab Suci kerap kali menggambarkan perilaku kita dengan pakaian yang kita kenakan. Petrus mendorong kita untuk “berpakaian kerendahan hati” (1 Petrus 5:5 NKJV). Daud berbicara tentang orang-orang jahat yang “memakai kutuk” sebagai pakaian mereka (Mazmur 109:18). Pakaian dapat melambangkan karakter, dan seperti juga pakaian-Nya, karakter Yesus sempurna tak terputus.
Karakter Yesus adalah kain yang ditenun tanpa jahitan dari surga ke bumi … dari pikiran Allah ke tindakan Yesus. Dari air mata Allah ke belas kasih Yesus. Dari perkataan Allah ke tanggapan Yesus. Semuanya utuh.
Namun, ketika Kristus dipaku di salib, Dia melepas jubah kesempurnaan tanpa jahitan dan mengenakan pakaian yang lain, Pakaian Penghinaan.
Penghinaan atas ketelanjangan. Ditelanjangi di hadapan ibunya sendiri dan orang-orang yang dikasihi-Nya. Dipermalukan di hadapan keluarga-Nya.
Penghinaan atas kegagalan. Selama beberapa jam yang dipenuhi rasa sakit, para pemimpin agama adalah pemenang, dan Kristus tampak sebagai pecundang. Dipermalukan di hadapan orang-orang yang menuduh-Nya.
Yang terburuk, DIA mengenakan penghinaan atas dosa. “la sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib” (1 Petrus 2:24).
Pakaian Kristus di kayu salib? Dosa-dosa Anda dan saya. Dosa seluruh umat manusia.