Hari Ke-26
TEMUI ALLAH LEBIH DULU
—
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
(Yohanes 14:1)
—
Ini adalah ekspresi wajah Yesus yang membuat kita bingung. Kita tak pernah melihat wajah-Nya seperti ini.
Yesus tersenyum, ya.
Yesus menangis, tentu saja.
Yesus berwajah tegas, apalagi itu.
Namun, Yesus menderita? Air mata membasahi pipi-Nya? Peluh membanjiri wajah-Nya? Butiran darah menetes dari dagu-Nya? Anda pasti ingat malam itu.
“Yesus … berlutut dan berdoa, “Bapa, jikalau Engkau berkenan, ambillah cawan penderitaan ini dari-Ku. Tetapi terjadilah kehendak-Mu, bukan kehendak-Ku.” … Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah” (Lukas 22:41-44 NCV).
Yesus tidak sekadar khawatir; DIA takut. Sangat mengherankan jika Yesus merasakan ketakutan seperti ini. Namun DIA begitu baik, sehingga menceritakannya pada kita. Kita cenderung melakukan yang sebaliknya. Kita menyembunyikan rasa takut. Menutup-nutupinya. Memasukkan telapak tangan kita yang berkeringat ke saku, merahasiakan rasa mual dan mulut yang kering. Tidak demikian dengan Yesus. Kita tidak melihat topeng kekuatan. Namun, kita mendengar pemintaan untuk mendapat
kekuatan.
“Bapa. jikalau Engkau berkenan. ambillah cawan Penderitaan ini.” Pribadi yang pertama kali mendengar ketakutan-Nya adalah Bapa-Nya. DIA bisa saja menemui ibu-Nya. DIA bisa saja membicarakan ini dengan para murid-Nya. DIA bisa saja mengadakan persekutuan doa. Semua itu pantas dilakukan, namun tak satu pun yang menjadi prioritas bagi-Nya. Bagaimana Yesus bertahan menghadapi teror penyaliban? DIA terIebih dulu menemui Bapa-Nya, membawa rasa takut-Nya. DIA meneladani firman dalam Mazmur 56:4, “Waktu aku takut, aku meletakkan kepercayaan kepada-Mu (NLT).
Lakukan hal yang sama untuk rasa takut Anda. Jangan hindari Taman Getsemani kehidupan Anda. Masuki taman itu. Tetapi, jangan masuk ke sana sendirian. Dan ketika Anda berada di sana, jujurlah. Anda boleh saja memukuli tanah. Anda boleh menangis. Dan jika Anda berkeringat darah, Anda bukanlah yang pertama mengalaminya, lakukan apa yang dilakukan Yesus; buka hati Anda.