Hari Ke-24
YESUS MENJAGA PIKIRAN-NYA
—
Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.
(Lukas 5:16)
—
Yesus dengan teguh menjaga pintu gerbang hati-Nya. Ada begitu banyak pemikiran yang ditolak-Nya. Perlu contoh?
Bagaimana dengan kesombongan? Pada suatu peristiwa, banyak orang bertekad menjadikan Yesus sebagai raja mereka. Pemikiran yang menarik. Kebanyakan kita pasti senang denganpemikiran tentang ke-bangsawanan. Tidak demikian dengan Yesus. “Yesus melihat bahwa dalam semangat yang mereka tunjukkan, mereka akan menangkap DIA dan mengangkat-Nya menjadi raja, maka DIA menyelinap dan kembali ke gunung agar bisa sendirian” (Yohanes 6:15).
Contoh Iain yang dramatis terjadi dalam suatu percakapan antara Yesus dan Petrus. Setelah mendengar pemberitahuan Yesus tentang kematian-Nya di kayu salib yang akan segera terjadi, rasul yang tidak sabaran ini merasa keberatan. “Tidak mungkin. Tuan! Itu tidak akan pernah terjadil” (Matius 16:22). Rupanya, Petrus hendak mempertanyakan penting-nya Kalvari. Namun, ia tidak pernah punya kesempatan. Kristus menghadang di pintu.
DIA mengusir si pembawa pesan dan penulis bidah ini: “Petrus, jangan halangi Aku. Setan, menyingkirlah. Kau tidak tahu bagaimana Allah bekerja” (ayat 23).
Dan, bagaimana ketika Yesus diolok? Saat menanggapi permintaan untuk menyembuhkan seorang gadis yang sakit.
Dia memasuki rumahnya diberi tahu bahwa gadis itu sudah meninggal. Tanggapan Yesus? “Anak ini tidak mati, tetapi tidur.” Tanggapan orang orang di rumah itu? “Mereka menertawakan Dia.” Sama seperti kita semua Yesus harus menghadapi momen yang memalukan. Namun, tidak seperti kita, DIA tidak mau menerimanya.
Perhatikan tanggapan-Nya yang tegas: “semua orang itu disuruh- Nya keluar” (Markus 5:39.40). Olok-olok ini tidak dibiarkan terjadi di rumah gadis itu maupun di dalam pikiran-Nya.
Yesus menjaga hati-Nya. Jika DIA melakukannya, tidakkah kita juga harus melakukan hal yang sama?